Pekerjaan oleh Careerjet

Peluang Usaha dan Bisnis 2008

Wirausaha.com

Tempointeraktif.com - Ekonomi

Dinas Peternakan Jabar

Kamis, 14 Agustus 2008

Kue Moci, Buah Tangan dari Sukabumi di Kala Mudik

Perayaan Idul Fitri serasa tidak lengkap jika tidak disertai hidangan khas Lebaran. Ketupat dilengkapi dengan opor ayam dan lauk-pauk lainnya sudah menjadi bagian dari tradisi perayaan Lebaran.

Tanpa hidangan itu, suasana Lebaran serasa belum lengkap. Tak heran bila menyantap ketupat bersama kerabat telah menciptakan kerinduan bagi setiap perantau untuk mudik saat Lebaran.
Selain menu utama, jauh-jauh hari para ibu rumah tangga mulai menyiapkan aneka penganan ringan, baik kue kering maupun kue basah.

Para ibu berlomba menyajikan penganan yang mampu menggoyang lidah para tamu saat bersilaturahmi ke rumah mereka. Jika tidak mau repot-repot membuat kue sendiri, bisa juga memesan kue atau langsung beli kue yang sudah dikemas dalam toples di pasar swalayan.

Di Sukabumi, sebuah kota kecil berhawa dingin di Jawa Barat, memiliki jenis kue yang dikenal luas masyarakat setempat adalah kue moci.

Sepanjang bulan Ramadhan tahun ini, kue yang bulat tersebut jadi salah satu hidangan buka puasa masyarakat. Tradisi takjil dengan kue moci mulai mengemuka dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah penganan itu dikenal luas masyarakat.

Kue moci bentuknya bulat, bertabur tepung, dan terasa kenyal. Jika digigit, akan terasa manis yang berasal dari adonan gula. Kue itu terbuat dari tepung ketan, gula, kacang tanah, gula tepung, dan tepung tapioka. Kue itu dikemas dalam keranjang bambu kotak berukuran sekitar 20 sentimeter sehingga penganan itu juga dikenal dengan sebutan kue keranjang. Setiap keranjang biasanya diisi lima hingga tujuh butir moci.

Semula, hanya ada dua jenis kue moci yang dijual di pasaran, yaitu kue moci tanpa isi yang disebut kiathong dan kue moci yang diisi dengan adonan kacang. Seiring pesatnya perkembangan industri pembuatan kue moci, kini penganan itu tersedia dalam aneka rasa, mulai dari rasa moka, jahe, hingga durian.

Sebenarnya, kue moci merupakan penganan asli Tiongkok. Kue itu biasanya disajikan pada resepsi pernikahan pasangan warga keturunan Cina. Namun, saat mulai dipasarkan ke masyarakat, kue itu laris manis dan digemari masyarakat Sukabumi, termasuk kaum pribumi.

Konon, kue itu pertama kali dipopulerkan oleh sejumlah warga keturunan Tionghoa pada tahun 1960-an.

Menurut penuturan beberapa warga Tionghoa yang lama bermukim di Sukabumi, saat itu situasi politik Tanah Air tidak memungkinan warga keturunan menjadi guru maupun pegawai pemerintahan. Bahkan, pemerintah setempat melarang warga keturunan berusaha di Kota Sukabumi. Untuk menyambung hidup, warga keturunan mulai berwirausaha, salah satunya dengan membuat kue moci dan memasarkannya ke masyarakat.

Akhirnya, kue tersebut mulai dikenal luas masyarakat. Jika awalnya produsen maupun penjual kue itu hanya dari kalangan warga keturunan, kini banyak warga asli Sukabumi yang juga menekuni bisnis kue moci.

Kini, tercatat lebih dari 10 produsen kue moci menjalankan usahanya di Kota Sukabumi. Berbisnis kue moci menjanjikan karena tak butuh modal besar, bahan baku mudah didapat, dan cara membuatnya sederhana.

Ternyata, kue moci mampu menggairahkan ekonomi warga setempat. Kini, tempat penjualan kue moci tersebar di berbagai tempat di kota yang memiliki banyak bangunan kuno itu. Kue tersebut dapat dijumpai di sejumlah pasar swalayan maupun kawasan pertokoan di Sukabumi.

Bagi yang ingin membeli kue langsung dari tangan pembuatnya, bisa datang ke sejumlah tempat pembuatan kue itu di Kota Sukabumi, antara lain di Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Bhayangkara, dan Jalan Ahmad Yani.

Perkembangan bisnis kue moci di Kota Sukabumi itu juga menunjukkan betapa kuatnya ikatan persaudaraan antar masyarakat beda kultur di daerah tersebut. Karena sebagai sebuah produk budaya, makanan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan budaya suatu masyarakat.

Kini, kue tradisional Tiongkok itu tidak saja digemari masyarakat Sunda, tetapi juga telah menjadi salah satu hidangan khas dari Sukabumi.

MURAH
Hingga menjelang Lebaran, para produsen penganan tersebut masih belum berniat aji mumpung dengan menaikkan harga jual kue itu kendati pesanan membeludak.

Selama bulan Ramadhan tahun ini, permintaan masyarakat terhadap kue moci makin tinggi. Perusahaan Dagang Lampion di Jalan Bhayangkara, Sukabumi, misalnya, jumlah permintaan kue moci meningkat hingga lebih dari 50 persen dibandingkan dengan hari biasa.

Jika pada hari biasa jumlah kue moci yang terjual mencapai 1.000 keranjang per hari, pada bulan Ramadhan ini volume penjualan mencapai 1.500 keranjang per hari. "Permintaan tahun ini sangat meningkat dibandingkan dengan bulan puasa tahun lalu. Dulu, penjualan selama bulan puasa hanya 200 keranjang per hari," kata Ny Nanti (26), pemilik PD Lampion yang memproduksi kue moci.

Menjelang Lebaran, permintaan terhadap kue moci terus meningkat. Akibatnya, persediaan kue di sejumlah tempat produksi kue moci sudah keburu habis pada siang hari. Para pekerja di tempat produksi kue moci itu pun terpaksa bekerja hingga malam untuk memenuhi pesanan para konsumen.

Misalnya, di tempat produksi kue moci di Jalan Otto Iskandardinata pada Selasa (18/11) lalu, persediaan kue telah habis selepas pukul dua siang sehingga sekelompok perempuan berseragam pegawai negeri sipil yang datang ke tempat itu terpaksa pulang dengan tangan kosong.

Banjirnya pesanan kue moci menjelang Lebaran dan saat mudik Lebaran diakui Nyonya Kokoy (43), pemilik usaha kue moci di Jalan Otto Iskandardinata, Sukabumi.

Banyak pelanggan dari luar kota yang memesan kue moci lewat telepon kepada produsen kue moci langganan mereka agar tidak kehabisan. "Kalau menjelang Lebaran, banyak karyawan yang beli kue moci untuk oleh-oleh waktu mereka mudik. Kalau pembeli dari luar Sukabumi biasanya beli kue moci saat akan balik ke rumah setelah mudik," ujarnya.

Kesohoran kue moci dari Sukabumi itu juga sampai ke telinga kalangan selebriti. Pada saat liburan Lebaran, banyak artis yang singgah ke kota tersebut untuk memborong kue moci hingga puluhan keranjang, antara lain Thomas Djorgi, Maudy Kusnaedi, Novia Kolopaking, dan sejumlah artis asal Sukabumi.

Nanti mengungkapkan, seorang tetangganya yang kerja di salah satu stasiun televisi swasta juga akan membawa sejumlah artis ke tempatnya berjualan saat libur Lebaran nanti setelah selesai shooting di Kawasan Puncak.

Gairah para produsen kue moci menyambut Lebaran itu menunjukkan betapa makanan mampu memberi penghidupan bagi masyarakat. Selain memberi manfaat secara ekonomis, kue tersebut juga mempererat hubungan antarpribadi masyarakat kota kecil yang menjadi jalur lintasan Bandung-Jakarta itu.

Saat mencicipi kue moci pada Lebaran nanti, kita serasa disadarkan betapa nikmatnya memiliki saudara dengan beragam budaya. (EVY RACHMAWATI)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

well its nice to know that you have great hits here.

Entrepreneur Daily

Franchises

E-Business

Sales and Marketing

Starting a Business