Pekerjaan oleh Careerjet

Peluang Usaha dan Bisnis 2008

Wirausaha.com

Tempointeraktif.com - Ekonomi

Dinas Peternakan Jabar

Sabtu, 23 Juni 2007

INFOUSAHASIANA

Gara-gara Ingin Jadi Presiden

Kisah ini terjadi pada tahun 1984, ketika saya kuliah di Fakultas Tarbiyah jurusan PAI Unisba Bandung. Ketika itu saya ikut tes masuk sekolah Perumtel untuk pendidikan dua tahun. Waktu itu sekolah tersebut sangat diminati dan diburu oleh para lulusan SLTA. Karena, jika diterima, selain menerima ilmu, para siswa juga mendapat tunjangan uang saku.

Selain itu, Perumtel termasuk jajaran perusahaan yang dianggap bonafid. Lulusan sekolah Perumtel akan ditempatkan di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Maka, orang tua mengharapkan sekali agar saya bisa diterima. Ayah menyuruh saya menyiapkan semua persyaratan, mulai dari fotokopi ijasah hingga pas foto.

Berbondong-bondonglah para lulusan SLTA jurusan IPA untuk mendaftarkan diri di kantor Perumtel Dayeuh Kolot, Bandung. Dari sekian pendaftar, tidak semua bisa langsung memenuhi syarat administrasi. Alhamdulillah, saya lolos syarat itu dan bisa ikut seleksi.

Tes hari pertama dilaksanakan di Jalan Supratman dengan mata pelajaran Matematika dan Fisika yang lumayan mudah. Tidak smapai seminggu hasilnya dapat diketahui dan saya lolos tes itu untuk mengikuti tes lanjutan, yakni psikotes, yang dilaksanakan di Jalan Sunda, dekat SMPN 2.

Saya agak terlambat datang dan lupa membawa kartu pendaftaran, tapi dibolehkan untuk mengikutinya. Tidak sampai seminggu ada pengumuman bahwa saya berhak untuk mengikuti tes lanjutan, wawancara. Menurut informasi, mereka yang tersaring hanya tinggal 189 pendaftar dari kurang lebih 1.500 pendaftar.

Pada saat tes inilah ada pertanyaan dari pewawancara, "Apa cita-cita Saudara jika diterima di Perumtel?"

Saya langsung menjawab, "Cita-cita saya kelak ingin menjadi Presiden," dengan spontan, sesuai dengan gambaran yang terlintas di pikiran saya bahwa tidak ada jabatan yang paling bergengsi kecuali sebagai presiden, sebagai pemimpin bangsa.

Saya perhatikan pewawancara terhenyak dengan raut muka kaget. Setelah itu, tes kesehatan pun saya ikuti. Beberapa bulan kemudian saya mendapat surat resmi dari panitia tes dengan pernyataan, "Terima kasih atas minat Saudara untuk menjadi karyawan di tempat kami. Semoga Saudara dapat bekerja di instansi lain yang lebih baik dan cocok."

Saya terima surat penolakan itu dengan sabar. Teman saya bilang, dirinya diterima di Perumtel karena ketika ditanya tentang cita-citanya, dia jawab ingin menjadi karyawan Perumtel yang baik. Jawaban saya, menurut teman saya itu, aneh. Orang ingin jadi presiden kok masuk Perumtel.

Tapi, alhamdulillah, Allah mengabulkan cita-cita saya untuk menjadi presiden. Saya kini menjadi 'presiden' di kelas IB Mts (wali kelas) pondok pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran, Semarang, yang tersohor se Asia Tenggara.

Selain itu, saya juga menjadi 'presiden' rumah tangga, dengan seorang istri, dua orang putra dan satu orang putri yang lucu-lucu.

Agus Antoni
Pondok Pesantren Islam Al-Irsyad Tengaran, Kabupaten Semarang PO Box 134 Salatiga

INFOUSAHASIANA

'Beres, Uda' Dan... Satpam pun Tertawa

Cerita ini bermula ketika aku dan tiga kawanku diajak jalan-jalan oleh ayah angkatku, Uda Herman, ke Jakarta beberapa waktu lalu. Kami berangkat dari Purwakarta sekira pukul 08.00 WIB.

Sampai di Jakarta, sekira pukul 11.30, mobil yang kami tumpangi berhenti di depan sebuah gedung yang menjulang tinggi. Ketika aku turun dari mobil, sontak saja aku kaget. Aku melongo saja. Kawanku juga begitu. Maklum kami datang dari kampung.

"Jangan kaget. Ini namanya Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pernah lihat kan di TV?
Di sini tempat para pialang bermain," terang Uda Herman. Aku tak begitu paham, apa yang dimaksudkannya. Kami pun mengangguk dalam ketidakmengertian.

Kemudian aku diajak ke dalam gedung, sementara kawanku yang lain menunggu di depan gedung. Sopir yang juga masih kawanku berputar-putar keluar masuk depan gedung. Sebab, di depan gedung tersebut mobil tidak diperbolehkan untuk berlama-lama menunggu penumpangnya. Entah berapa kali temanku itu keluar masuk halaman gedung.

Di dalam gedung, Ayah angkatku mengambil sejumlah uang. Tas kresek besarnya pun penuh uang ratusan ribu. Lalu ia menyuruhku untuk membawakannya. Setelah itu kami bermaksud pulang. Setibanya di depan gedung, mobil yang disetir kawanku tidak ada. Mungkin sedang berputar keluar dulu.

Kesal menunggu, ayah angkatku bermaksud keliling-keliling dulu. Namun sebelum ia berangkat, ia berpesan, "Kalau nanti sopir itu sudah ada di depan, tolong kasih tahu Uda. Tapi gak usah menemui Uda. Kamu dari kejauhan cukup mengangkat dua ibu jarimu sembari mengucapkan kata beres!".

Setelah itu Uda Herman entah ke mana. Tiba-tiba sopir datang. Lalu kawan kami, Hadi, mencari-cari Uda Herman untuk memberi tahu bahwa sopirnya telah datang. Tapi tak ketemu juga. Ia melompati rantai besar. Melihat kelakuan kawanku itu, tiba-tiba Satpam BEJ marah. Kawanku tidak mengindahkan kemarahan satpam. Ia terus mencari Uda Herman. Tidak ketemu juga. Ia bingung.

Tiba-tiba, Uda Herman telah berada di belakangnya. Pas kawanku berbalik, ia kaget. Lalu kawanku itu mengangkat kedua tangan dengan mengacungkan dua ibu jarinya seraya berteriak, "Beres, Uda!" dengan penuh semangat. Sontak saja ayah angkatku itu marah. "Gak usah begitu. Udanya juga kan dekat kamu. Harus bilang begitu itu, kalau Udanya jauh!" sedikit kesal Uda memarahi kawanku.

Kami pun saling menatap. Rasanya ingin sekali tertawa. Bahkan Satpam BEJ juga ada yang tertawa menyaksikan tingkah kami yang lucu itu. Di mobil menuju pulang, Uda Herman menasihati kawanku lagi. "Di BEJ tadi gajinya gede. Kalau kamu pinter kamu bisa bekerja di sana. Cuma kapan kamu pinternya. Disuruh ngasih tahu aja salah!"
Kawanku hanya diam, dan aku hanya bisa menahan tawa.

Hasan Sidik
Jl Terusan Kapten Halim No 183B
Purwakarta 41111, Jawa Barat

INFOUSAHASIANA

Tatapan Mesra Sang Tembok

Kejadian menggelikan ini aku alami sewaktu masih menjadi siswa SMA di Pangkalpinang, beberapa tahun silam. Seperti biasanya, mendekati pelaksanaan Ebtanas (sekarang Ujian Nasional), sekolah kami melaksanakan pelajaran tambahan (les) bagi siswa kelas III yang dilaksanakan sore hari.

Pada waktu les tersebut, tempat duduk siswa boleh berpindah-pindah. Yang datang duluan duduk di barisan depan, sedangkan yang datang terakhir duduk di barisan belakang. Jadi, posisi tempat duduknya berbeda dengan sewaktu belajar di pagi hari. Nah, perubahan posisi tempat duduk inilah yang menjadi salah satu sumber kelucuan ini.

Kelucuan ini juga tidak bisa lepas dari kebiasaan konyol kami, yaitu jika ada siswa yang ditanya guru, maka semua mata siswa yang ada di kelas akan tertuju kepada siswa tersebut. Alhasil, yang dihadapinya bukan hanya tatapan dua pasang mata guru saja, tapi juga harus menghadapi lebih dari empat puluh pasang mata secara serentak.

Bayangkan. Terlebih lagi jika yang bertanya tersebut guru killer. Bisa-bisa pertanyaan yang sangat mudah pun berubah menjadi pertanyaan yang amat sukar.

Saat itu pelajaran yang pertama di les adalah kimia, dan gurunya tergolong killer. Pada hari itu aku dan temanku datang terlambat, sehingga aku duduk di baris kedua dari belakang, sedangkan temanku duduk di baris paling belakang. Padahal pada pagi hari temanku itu selalu duduk di barisan tengah.

Seusai menjelaskan materi les, guru mulai memberikan pertanyaan kepada siswa. "Nah, yang paling belakang, tolong jawab pertanyaan bapak," tanya lantang guru kami sembari mengarahkan telunjuknya ke arah temanku itu.

Dan, tanpa dikomando lagi, secara berbarengan kami pun menolehka kepala ke belakang untuk menatapnya. Tapi, apa yang terjadi? Dengan pelan namun pasti temanku itu juga malah ikut menolehkan kepalanya ke belakang. Alhasil bertatap mesralah ia dengan Sang Tembok nan putih mulus.

Untuk beberapa waktu kami semua terpana. Tetapi, tidak berapa lama meledaklah tawa kami memenuhi ruangan kelas. Bahkan, guru kimia yang dikenal galak itu pun bisa tersenyum geli.

Sedangkan temanku itu wajahnya telah memerah-malu, karena telah kepergok saling bertatap mesra dengan Sang Tembok yang putih tinggi di hadapan puluhan pasang mata.

Drs. Kusni Yulianto
SMA Yadika 10 Cengklong Jl. Salembaran No. 26 RT 04/02, Cengklong Kosambi-Tangerang 15212

INFOUSAHASIANA

Amplop Undangan Buat Penganten Sunat

Kekonyolan ini terjadi pada akhir tahun 1999. Bu Lik (tante dari pihak suami) mengadakan hajatan khitanan cucunya. Sebagai kerabat dekat, aku dan suamiku datang di akhir acara dengan pertimbangan agar kami dapat lebih leluasa untuk kangen-kangenan mengingat kami jarang sekali berkunjung ke rumahnya.

Kami berangkat setelah Ashar, karena hingga siang hari aku ada acara kajian Islam di rumah temanku. Jadi suamiku akan menjemputku dan langsung berangkat ke tempat Bu Lik di kawasan Kiaracondong. Karena tidak sempat pulang dulu, aku mengisi amplop untuk nyecep (memberi uang) anak yang dikhitan di perjalanan, dan tanpa pikir panjang langsung aku selipkan di tasku.

Setelah puas beramah tamah dengan Bu Lik sekeluarga, kami pun pamit. tidak lupa aku masukkan amplop di 'gentong' yang telah disediakan. Sesampai di rumah, sambil melepas lelah, aku buka tasku karena teringat tadi siang ada panitia seminar menyerahkan amplop surat undangan untukku yang memintaku untuk jadi nara sumber acara tersebut.

Dan, betapa kagetnya aku! Ketika kudapati amplop di dalam tasku adalah amplop yang berisi uang untuk cucu Bu Lik yang dikhitan tadi! Berarti amplop yang aku masukkan ke 'gentong' tadi adalah amplop... ya Allah... aku tak berani membayangkan!

Tanpa menunggu waktu berlalu, secepat kilat aku merapikan pakaianku dan meminta suamiku segera mengantarku, tanpa peduli beliau berulang-ulang minta penjelasanku. "Nanti aku jelaskan di jalan, Mas! Pokoknya sekarang kita harus secepatnya balik ke Kiaracondong. Ayo...!"

Di perjalanan napasku masih tersengal-sengal karena gugup dan 'ngeri' membayangkan kalau amplop dariku sudah sempat dibuka oleh yang empunya hajat. "Ya Robbii..., Erlin hanya 'kuat' ngamplopin surat undangan! Subhanallaah...."

Akhirnya tuntas juga kuceritakan pada suamiku apa yang telah terjadi. Perasaan lega perlahan merambati hatiku karena ternyata suamiku bisa bersikap lebih cool dan bahkan akhirnya tertawa-tawa setelah mendengar penuturanku.

Jarak Tamansari, tempat tinggalku, dengan Kiaracondong tak terlalu jauh. Suamiku pun memacu kendaraannya lebih cepat dari biasanya. Dan, dengan menahan malu, ketika sampai di tempat Bu Lik aku jelaskan apa yang terjadi seraya memohon maaf atas keteledoranku serta tidak lupa aku menyerahkan 'amplop sesungguhnya' pada manten sunat yang nampak bingung. Sejak kejadian itu aku benar-benar kapok dan ekstra hati-hati kalau menyerahkan amplop ketika menghadiri undangan resepsi.

Erlin Marlina

LPGTKI Hamka
Jl A Yani 675 Cicadas
Bandung

INFOUSAHASIANA

Big Surprise yang Bocor Duluan

Malam itu, tahun 2002, aku dan Jonny plus tiga pasang rekan kami tengah asyik melakukan rolling -- cuci mata, tebar pesona, de el el --alias keluyuran dengan tujuan yang nggak jelas.

Namun, malam itu sedikit beda, karena kami berlima telah berencana untuk memberi big surprise pada Darta yang lagi berulang tahun. Kubawa tas berisi penuh pernak-pernik, termasuk satu butir telur dan satu kilogram terigu.

Kami kemudian sengaja menghabiskan waktu di tempat yang strategis, cukup tenang namun tak jauh dari keramaian, di simpang A Yani-Katamso. Rencananya telur dan tepung tersebut akan kami "hadiahkan" tepat pukul 00.00 WIB nanti.

Namun, saat jam menunjukkan pukul 23.55 WIB, tiba-tiba terdengar sirine mobil patroli dari Poltabes. Saat melintasi jalan tersebut dan melihat keberadaan kami, mereka lantas berhenti. Ada sekitar 10 polisi yang menghampiri kami. Salah satu polisi menatap dengan seksama nomor plat kendaraan kami, kemudian berkata, "Selamat malam, ada apa ini ramai-ramai?"

"Enggak, Om, cuma ngumpul-ngumpul doang kok!" jawab kami kompak walau sedikit grogi.

"Bisa tunjukkan KTP-nya!" pinta polisi.
Aku dengan santai mengeluarkan KTP dari dompet, namun beberapa di antara kami tidak memilikinya. Mereka akhirnya mendapat "petuah" yang cukup panjang dari Pak Polisi.

Aku melirik arlojiku, waktu menunjukkan tepat pukul 00.00 WIB. Aku dapat merasakan kegelisahan teman-temanku, namun aku tetap memaksakan diri untuk bersabar. "Mungkin sebentar lagi mereka akan pergi dan kami bisa melanjutkan rencana seperti semula," batinku.

Namun, tiba-tiba salah seorang polisi 'tertarik' pada tas yang kukenakan. Yah, mungkin menduga tasku berisi narkoba atau bahkan bom molotov buat sabotase. Polisi itu memeriksa isi tasku.

Waktu menunjukkan pukul 00.15 WIB. Polisi yang menggeledah tasku keheranan mendapati isinya. Setelah kujelaskan tujuan kami membawa telur dan tepung tersebut, polisi itu tertawa terkekeh-kekeh. Tapi, kami keki, karena big surprise yang kami rahasiakan jadi bocor dan tercium oleh Darta.

Akhirnya, rencana kami batal total. Kekinya lagi, pada saat akan pergi, salah seorang polisi bertanya setengah ngeledek, "Kok ultahnya nggak dirayain di Resto atau Cafe?'' Kami semua jadi tambah dongkol saja.

Marce Makailipessy
Jl Raden Kusno No 81 Mempawah, Kalbar 78912

INFOUSAHASIANA

Gara-gara Nama Ortu Katrok

Lazimnya remaja yang suka iseng, saya dan teman-teman semasa SMP di Pekalongan mempunyai kebiasaan menyapa teman dengan nama orang tuanya. Misalnya, seseorang yang bernama Dhani akan dipanggil Ahmad sesuai dengan nama bapaknya. Panggilan yang kurang sopan, karena berarti tidak menghormati orang tua dan akan mempermalukan teman yang kebetulan mempunyai nama orang tua yang katrok.

Kebiasaan yang mulanya beredar di kalangan terbatas itu makin lama makin meluas. Boleh dibilang kami selalu haus untuk mencari korban baru. Bahkan kalau sudah mengincar calon korban baru, teman-teman tidak segan-segan untuk bergerilya ke rumah calon korban hanya untuk mencari tahu nama bapaknya. Bila berhasil menemukannya, seakan mendapat kepuasan sendiri karena berarti mendapat bahan olokan untuk esok harinya. Demikian seterusnya, sehingga kami akhirnya saling bertegur sapa dengan panggilan nama orang tua.

Meski kebiasaan itu akhirnya mereda, panggilan itu masih melekat pada beberapa teman. Di antara yang cukup populer pada waktu itu adakah nama panggilan 'Walim'. Nama ini melekat di benak teman-teman, karena panggilannya lucu, pas dengan gayanya dan mudah diingat. Bahkan ketika kemudian kami lulus dan berpisah, nama panggilan Walim masih terus terbawa.

Ketika kuliah, saya tinggal satu kontrakan dengan teman-teman seangkatan asal Pekalongan. Suatu ketika, teman serumah, Zaenal, kedatangan tetangganya. Ia memperkenalkan tamu tersebut kepada saya. Dengan bersahabat sang tamu menyambut perkenalan saya. Layaknya teman sekampung, kami bertiga segera cair dalam obrolan hangat. Bermula dari saling bertanya tentang aktivitas di Jakarta hingga akhirnya sampai kepada asal-usul di Pekalongan sana.

Ketika giliran saya tanyakan tentang asal persis kampungnya, sang tamu menjawab, "Wiradesa, Dik." Mendengar jawabanya, mendadak saya teringat kampung tempat teman SMP saya tinggal. "Sebelah mananya rumah Walim?" spontan saya menimpali. Meski saya yakin betul rumahnya pasti berdekatan, tapi sang tamu jadi salah tingkah. Melihat ekspresinya, saya segera melirik Zaenal yang ternyata juga tak kalah bingungnya sambil menahan tawa. Setelah terdiam sejenak, akhirnya meledaklah tawa Zaenal.

"Rumahnya ya di situ wong Pak Walim itu bapaknya," kata Zaenal masih tak bisa menahan tawanya.
"Haa, mati aku," Batinku. "Jadi siapa tamu ini?" Untung sang tamu dengan berbesar hati menjelaskan, "Iya, saya ini kakaknya Makmur, temanmu. Pak Walim itu ayah kami."
Walah... walah... kualat dah! Kali ini saya kena batunya. Kapok... kapok...!

Arif Adiyanto
Vila Nusa Indah Blok AA2 No 3
Gunung Putri, Kabupaten Bogor

Melirik Lekukan Rotan

Perabot Cirebon Jaya
Melirik Lekukan Rotan

Alami, berkesan etnik, dan artistik. Kesan inilah yang muncul dari anyaman dan lekuk-lekuk rotan. Beragam furnitur rotan inilah yang memenuhi ruang toko Cirebon Jaya, yang terletak di kawasan Pondok Bambu, Jakarta. Keindahan anyaman rotan pula yang tampak menghiasi aneka meja, kursi, rak buku, tempat payung, hingga keranjang sampah.

Aneka kursi dari rotan tampaknya memang mendominasi. Misalnya, kursi rotan dengan besi tempa. Warna hijau pada besi mencuatkan kesan alami warna coklat pada rotan dan hijau daun pada besi. Ada juga kursi teras yang terbuat dari rotan manoa. Kursi dengan luas sandaran 55 x 45 centimeter persegi ini sangat nyaman untuk melepas lelah. Bagi Anda yang berminat membeli meja telepon, ada perabot berupa sofa panjang yang di bagian sampingnya terdapat meja telepon.

Seluruhnya terbuat dari rotan pitrit. Gaya rotan pun tampil pada meja kursi berbentuk gentong. Kesan alami rotan sedikit berkurang pada perabot ini lantaran saputan cat putih. Tapi, bentuknya yang 'gendut' seperti gentong ini sangat unik jika diletakkan di ruang tamu Anda. Satu perabot yang tampil unik adalah keranjang sampah. Anyaman enceng gondok yang dikombinasikan dengan rotan pitrit menjadi paduan yang sangat serasi. Warna hijau tua enceng gondok dan merah tua rotan beradu pada sebuah kotak sampah mungil yang tampak manis diletakkan di sudut kamar.

Ada pula tempat payung. Tempat payung dengan tinggi 50 centimeter dan diameter 23 centimeter akan cantik menghiasi ruang tamu. Bila Anda mencari rak buku, Cirebon Jaya menyediakan perabot ini dengan rotan pitrit yang ditopang dengan besi. Tak hanya agar kuat, besi juga memberikan nilai artistik bagi rak ini. Dengan tiga buah tingkat, rak berukuran 32 x 50 centimeter ini cukup untuk menyimpan berpuluh majalah, koran dan juga buku bacaan.

Manoa dan Pitrit

Rotan manoa merupakan rotan asli Kalimantan. Kualitas rotan Manoa lebih unggul dibanding rotan lainnya. Ini karena jenis kayunya bagus, awet, serta lebih tahan terhadap kutu atau rayap yang dapat merapuhkan kayu. Saking awetnya, rotan Manoa dapat bertahan hingga 10 tahun. Tanpa mengupas kulit kayunya, rotan manoa dapat dianyam dan dirakit menjadi beragam perabot yang menawan. Sedangkan rotan pitrit adalah rotan kualitas kedua. Rotan pitrit yang dikupas kulit kayunya memiliki diameter kayu yang tipis sehingga mudah untuk dianyam.

Lain Rotan, Lain Harga

Untuk rotan berjenis manoa, harganya sedikit lebih tinggi ketimbang rotan pitrit. Di Cirebon Jaya, harga perabot rotan itu dipatok dengan harga yang cukup terjangkau. Bagi yang berminat mengganti suasana ruang tamu, ada meja besi berbentuk oval yang tampak manis. Harganya sekitar Rp 250 ribu. Untuk kursinya, pilihan kursi rotan dengan besi tempa patut dilirik.

Selain terkesan alami, besi ini juga memberikan kekokohan pada kursi makan ini. Cukup mengeluarkan Rp 140 ribu untuk membeli sebuah kursi, Anda dapat memajang kursi ini di rumah. Tak ketinggalan ada satu set kursi meja telepon seharga Rp 375 ribu. Harga satu set kursi putar Rp 350 ribu. Tapi, jika Anda langsung membeli dua set kursi putar sekaligus, harganya hanya Rp 650 ribu. Kursi ini juga dapat digunakan sebagai kursi kantor.

Ada juga meja pojok dengan bentuk geometri segitiga yang bertingkat dua. Dengan harga Rp 275 ribu, meja pojok ini dapat menjadi milik Anda. Agar terlihat lebih unik, pilihan dapat Anda jatuhkan pada meja kursi gentong. Harga meja gentong dengan kaca di bagian atas sekitar Rp 140 ribu. Kursi gentong dapat dimiliki dengan harga Rp 175 ribu. Untuk keranjang sampah, harganya dimulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 80 ribu. Ingin tempat payung mungil? Silakan miliki dengan harga Rp 95 ribu.

Bisnis Kursi Rotan

Order Membanjir, Produksi Malah Terhenti Total
Sumardin, Perajin Rotan dari Pelepah Pisang di Bontang

ORDER agaknya cukup membanjir. Laki-laki ulet yang masih berusia 28 tahun ini ikut senang. Namun karena tidak memiliki dana serta mahalnya bahan dasar membuat Sumardin menghentikan produksi kursi rotan dari pelepah pisang.

Keahlian tanpa didukung modal, tidak akan bisa jalan. Sama halnya jika punya modal. Begitu juga sebaliknya. Seperti yang dialami Sumardin, suami dari Wiwik Handayani dan ayah dari Fika Almunawarah (3) dan Raihan Ramdani (1,5). Walau dirinya mempunyai keahlian membuat kursi rotan dari pelepah pisang. Karena keunikan kursi tersebut, banyak warga Bontang bahkan dari luar Kaltim yang memesan agar dibuatkan kursi dari pelepah pisang tersebut. Sekadar diketahui, untuk satu kursi dari pelepah pisang ini, Sumardin menjualnya hanya sampai Rp600 ribu saja.

Namun apa daya? Sumardin sangat ingin memenuhi pesanan itu. Tapi berhubung dirinya tak memiliki dana besar dan terbatasnya tenaga manusia, membuat produk usahanya terhenti total.“Susah, saya tidak punya uang yang cukup. Juga kurang tenaga yang bisa bekerja. Belum lagi bahan dasarnya yakni rotan sangat mahal, per bijinya Rp1.500. Padahal untuk satu kursi dibutuhkan ratusan rotan. Selain itu, bahan dasar pelepah pisang agak sulit kami dapatkan,” ujar Sumardin, saat ditemui di Bekled Munawarah miliknya, Jl Pupuk Raya, Bontang.

Sebenarnya, Sumardin sudah mendapat pesanan dari puluhan tempat, namun pesanan tersebut terpaksa diurungkannya. “Bagaimana mau menerima pesanan kalau tidak ada dananya? Kendala lain, saya tak punya alat untuk mengembangkan kursi pelepah pisang. Selama ini hanya pinjam dari PKK Bontang. Tapi kalau harus terus-menerus meminjam, repot,” ujarnya.

Kendala yang tak kalah pentingnya yaitu keterbatasan tenaga. “Orang-orang yang dilatih dulu, semuanya sudah kerja. Tinggal saya sendiri yang wirausaha. Jadi, ya susah juga kalau harus mengajari anak buah lagi,” ujar Sumardin.

Untuk bahan pelepah pisang sendiri, juga menjadi kendala. Menurutnya, pekerjaannya akan mudah bila ada kelompok lain yang menyediakan bahan jadi pelepah pisang. “Jangan mulai dari menebang pohon pisang, sampai menjemur, semuanya saya yang mengerjakan. Seharusnya kita cuma merakit saja, jadi lebih mudah,” keluhnya.

Pernah Sumardin mencoba mencari pelepah pisang mulai dari menebang hingga menjemur, tapi hasilnya cukup lama. “Dulu saya pernah mencoba menjemur pelepah di belakang rumah, sampai seminggu lebih tidak kering-kering. Jadi mau saya, kalau di kebun sana, ada orang yang memang ditugaskan untuk memotong dan menjemur pelepah pisang. Dan saya tinggal merakitnya saja,” katanya.

Jadi karena berbagai kendala itulah, akhirnya bisnis kursi pelepah pisang terhenti dan sementara ini Sumardin tetap meneruskan usaha bekled-nya dengan omzet per hari mencapai Rp5 jutaan.

Keahlian bekled ini didapat Sumardin ketika mengikuti pelatihan tahun 2002 lalu di Disnaker Bontang. “Waktu itu ada lowongan bekled. Saya coba saja daftar. Ternyata yang daftar hanya saya dan teman saya. Padahal diperlukan 20 orang, jadi sisanya diambil oleh Garesi,” katanya.

Walau pelatihan itu hanya 13 hari, berkat kemauan yang keras dan tidak mengenal putus asa, akhirnya Sumardin berhasil memajukan usaha bekleding-nya. Hanya saja sekarang justru terhenti total karena kehabisan modal.

ANEKA MASALAH ANAK

ANEKA MASALAH ANAK

7 MITOS TIDUR
* Mitos 1: Bayi yang baru lahir tak perlu jadwal tidur
Sebetulnya sejak lahir, anak harus dibiasakan memiliki jadwal tidur (siang atau malam) yang teratur. Hal ini merupakan dasar untuk mengajarkannya kapan waktunya tidur ketika mereka sudah lebih besar kelak

* Mitos 2: Bayi dapat tidur nyenyak semalaman
Seperti halnya orang dewasa, bayi atau anak-anak bangun 4-5 kali semalam. Yang jadi masalah, orang dewasa tahu dan mengerti dengan sendirinya bagaimana caranya mereka harus tidur kembali, sedangkan anak bayi tidak. Seorang ahli berpendapat, ada beberapa bayi yang baru lahir kemudian setelah berumur 2 atau 3 bulan dapat secara konsisten dengan sendirinya menyesuaikan diri tidur dengan tenang. Namun di sisi lain, tak sedikit pula yang sampai usia 6 bulan atau lebih tidak bisa seperti itu.

* Mitos 3: Makanan padat membuat bayi tidur nyenyak
Banyak orangtua berpikir, dengan memberikan makanan padat pada bayi kurang dari 4-6 bulan, akan membuat mereka tidur lebih lelap karena perutnya kenyang. Padahal, kata ahli, pemikiran ini salah. Anak yang terlalu dini mendapat makanan padat bisa membuat pencernaannya bekerja tidak sempurna, karena sebetulnya belum mampu mengatasi makanan padat Di samping itu, mengenalkan makanan padat terlalu dini juga bisa mengakibatkan timbulnya alergi terhadap beberapa makanan.

* Mitos 4: Biarkan bayi tidur di ayunan atau kereta dorong
Membiarkan bayi untuk 5 menit di ayunan atau kereta memang dapat menenangkannya saat menangis. Tapi jangan biarkan barang itu menjadi penolong Anda. Soalnya, jika si kecil tidur di tempat tersebut untuk jangka waktu yang lama, tidurnya menjadi tidak dengan sempurna. Padahal, tidur adalah sesuatu yang diperlukan anak karena selama tidur dengan sempurna, otak dapat berkembang dengan baik dan mengirim atau menghasilkan hormon perkembangan yang dibutuhkannya.

* Mitos 5: Anak yang tidak tidur di siang hari, malamnya akan tidur lebih lama/nyenyak.
Pendapat ini dibantah oleh para ahli. Menghilangkan kebiasan tidur siang bayi/anak berarti merusak atau menyabot tidur anak. Anak yang terlalu lelah sering mengakibatkannya kehilangan waktu tidurnya yang baik di malam hari dan bisa menyebabkan pembentukan hormon adrenalin yang membuat tidurnya jadi gelisah sehingga bangun lebih cepat, bukan lebih lama.

Sebaiknya biasakan anak tidur siang yang cukup agar dia dapat tidur dengan nyenyak di malam hari. Tentu saja, jika anak bertambah besar, secara alami lamanya tidur pun akan berkurang. Masa peralihan dari tidur siang dari 2 kali menjadi satu kali biasanya terjadi pada anak berusia 15-18 bulan. Jadikanlah tidur siang sebagai kebiasaan, setidaknya sampai dia berumur 6 tahun.

* Mitos 6: Jika sudah bisa keluar dari boks sendiri, berarti sudah harus dipindahkan ke tempat tidur besar.
Tidak perlu. Karena memindahkan tidur anak ke tempat yang lebih besar sebelum dia berusia 2 tahun tidak akan membantu memecahkan masalah tidurnya, bahkan akan menimbulkan masalah yang lebih ruwet. Pada usia ini, anak masih terlalu muda untuk mengerti, mengapa dia harus tinggal di tempat tidur. Dianjurkan untuk tetap tidur pada tempat tidur bayinya, tambahkan kelambu agar membuatnya tidak bebas keluar.

* Mitos 7: Kebanyakan anak susah tidur.
Tidak. Menurut para ahli, semua anak dapat menjadi penidur yang baik, hanya dibutuhkan usaha untuk membiasakannya dapat tidur dengan baik. Yang juga perlu diingat, setiap anak normal dapat belajar bagaimana caranya tidur dengan baik, nyenyak, dengan caranya sendiri.

MENGATASI "KECANDUAN" PERMEN

MENGATASI "KECANDUAN" PERMEN

Hampir semua anak menyukai yang manis-manis seperti permen. Susahnya, kalau ia jadi ketagihan dan melupakan makanan yang sehat. Perutnya keburu kenyang karena makan permen terus sehingga tak mau lagi makan nasi serta lauk-pauk yang sehat. Belum lagi giginya jadi bolong dan rusak.

Ketika anak balita mulai mengenal rasa manis dari permen atau cokelat, itulah awal dari kecanduan mereka terhadap permen dan coklat. Dan pada saat Anda akan memberinya buah apel atau jeruk, mereka akan menolaknya dan meminta cokelat atau permen. Masalahnya, melarang anak makan permen ataupun cokelat, akan membuat anak makin penasaran dan justru akan berusaha untuk mencobanya di belakang Anda Baik di sekolah atau saat sedang bermain dan berkumpul dengan teman-teman sepermainannya. Celakanya, mereka akan sangat menikmatinya.

Pendekatan yang lebih realistis adalah dengan menerima kenyataan bahwa anak-anak memang menyenangi permen/cokelat tapi tetap ada cara yang sehat untuk menggabungkannya dengan makanan yang disediakan di rumah.

Berikut ini beberapa cara sederhana untuk "menjinakkan" selera anak terhadap makanan yang manis-manis.

1. Beri makanan kesukaan
Mungkin Anda beranggapan, yang terbaik adalah dengan menjauhkan anak dari makanan yang manis-manis seperti es krim, brownies, atau permen, selama mungkin. Tapi ternyata para ahli berpendapat, lebih baik berikan makanan yang manis-manis pada si kecil ketika ia berusia 18 bulan sampai 2 tahun, lalu minta padanya untuk memilih makanan yang mereka sukai. Baik yang mereka lihat dari iklan di televisi ataupun dari makanan yang dibawa oleh teman-teman mereka di sekolah.

Bila anak telah terbiasa dengan pola makan yang Anda terapkan padanya, tidak masalah bila mereka lalu makan makanan yang manis-manis yang mereka sukai. Yang penting adalah mengingatkan anak untuk tidak memakannya secara berlebihan dan tetap dalam porsi yang terkendali.

2. Pertahankan porsi kecil
Makan manis sebetulnya boleh-boleh saja asalkan porsinya diperhatikan benar. Misalnya, tidak memakan permen setengah bungkus sekaligus, yang membuat napsu makan anak jadi hilang karena perutnya keburu kenyang.

3. Jangan satukan emosi dengan makanan
Anak-anak harus menikmati makanan kecil/ringan dan permen sebagai makanan yang memang mereka sukai, bukan sebagai hadiah atau sebagai alat untuk membuat mereka diam dan mengikuti perkataan dan perintah Anda.

4. Lakukan perawatan gigi
Yang dapat merusak gigi bukan jenis makanannya, melainkan lamanya suatu makanan berada di dalam mulut. Oleh karena itu, jangan lupa untuk menyuruh anak membersihkan gigi mereka begitu mereka selesai makan makanan yang manis-manis ataupun makanan ringan seperti kentang goreng dan biskuit. Minimal, minum air putih yang banyak dan berkumur.

5. Jadilah contoh yang sehat
Bila tidak ingin anak jadi ketagihan cokelat atau permen, pastikan untuk tidak menyediakannya secara berlebihan di rumah. Anda sendiri harus memberikan contoh pada anak-anak dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan dengan sendirinya anak akan mengikuti pola makan Anda.

Sadarilah bahwa dengan mengajarkan anak untuk memiliki hubungan yang positif dengan makanan, merupakan pendorong yang terbaik bagi mereka sehingga mereka terbiasa memilih makanan yang disukai dan mengenal makanan yang sehat serta baik untuk diri mereka.

Membunuh Rasa Jenuh

MEMBUNUH RASA JENUH

Betapapun tingginya semangat kerja Anda, pasti ada masanya Anda merasakan jenuh pada pekerjaan. Ketika rasa jenuh itu begitu mengganggu, konsentrasi kerja jadi terganggu. Akhirnya, pekerjaan menumpuk dan tak bisa diselesaikan dengan baik. Jika itu yang tengah terjadi pada diri Anda, mulailah melakukan langkah-langkah berikut.

* Buat prioritas
Di hari-hari ketika Anda tidak dapat memusatkan pikiran ke pekerjaan, strategi terbaik adalah dengan menempatkan diri dalam autopilot. Rata-rata setiap tiga menit para pegawai mengganti topik pekerjaan mereka, menjawab e-mail yang masuk, menelepon, atau membuka dokumen baru. Mulailah dengan membuat daftar semua tugas yang harus dikerjakan. Susun tugas Anda berdasarkan prioritas. Selesaikan setiap tugas sebelum mengerjakan tugas berikutnya. Kedengarannya sangat sederhana, tetapi cara ini dapat membantu Anda untuk lebih fokus.

* Istirahat
Setiap jam atau setiap menyelesaikan suatu tugas, sebaiknya istirahat selama 5 menit. Tinggalkan meja kerja dan hirup udara segar atau sekadar menyeduh segelas teh untuk menghangatkan tubuh. Bila keadaan memaksa Anda terbelenggu di meja kerja, gunakan waktu 5 menit untuk merenggangkan diri, berselancar di internet, mainkan game solitaire, atau hanya sekadar menutup mata selama beberapa detik saja.

* Tidak mau diganggu
Orang yang suka mengganggu Anda, biasanya pada saat-saat seperti ini menjadi orang yang paling mengesalkan. Tunjukkan bahwa Anda sedang tidak ingin diganggu. Bila punya ruangan sendiri, tutup pintu. Tunjukkan bahwa Anda sedang tak ingin diganggu. Tetapi bila tidak memiliki ruangan sendiri, Anda dapat memperlihatkan sikap sibuk dengan memusatkan perhatian pada ketikan dan layar monitor komputer atau memasang earphone sambil bekerja. Jadwal ulang agenda rapat dan kurangi beban kerja yang berlebihan.

* Hindari kafein
Ada orang yang merasa dengan minum kopi dirinya akan menjadi lebih segar. Tetapi dia tidak menyadari, kafein dapat membuat detak jantung menjadi lebih cepat dan meningkatkan stres. Hindari mengonsumsi kafein. Sebaliknya, minumlah air putih yang banyak.

* Relaksasi
Olahraga rutin terbukti bisa mengurangi stres. Anda dapat menggunakan sedikit dari jam makan siang untuk mengendurkan otot-otot yang tegang. Keluarlah dari gedung dan jalan kaki. Lakukan latihan melemaskan otot-otot yang tegang. Angkat bahu setinggi mungkin, tahan beberapa detik, lalu lepaskan. Lakukan 10 kali dan perasaan tegang akan hilang. Tahan gerakan yang melepas hormon endorfin yang membantu menstimulasi kepekaan terhadap kesehatan.

* Tata ulang meja kerja
Cara Anda menata tempat kerja dapat membantu Anda merasa relaks. Menurut salah satu penelitian, menempatkan satu atau dua macam tanaman di tempat kerja dapat mengurangi stres dan memperbaiki produktivitas. Anda tidak memiliki jendela? Ciptakan hijau-hijauan artifisial. Foto keluarga atau foto yang paling Anda sukai atau bahkan kenang-kenangan pada waktu liburan yang paling mengesankan juga dapat memberikan tempat pelarian secara psikologikal.

Pilih-Pilih Pot

PILAH PILIH POT

Kalau halaman tak luas, pot bisa diandalkan untuk wadah menanam tanaman kesayangan. Sesuaikan jenis pot dengan tanaman yang akan ditanam. Selain itu, bentuk dan pemilihan material juga harus diperhitungkan.

Pot sering diartikan sebagai belanga atau jambangan. Dalam kehidupan sehari-hari, pot berfungsi sebagai wadah (container) untuk tanaman. Dari sisi estetika, pot haruslah mempunyai nilai keindahan, proporsi yang bagus, dan bahan-bahan yang berkualitas.

"Sedangkan dari sisi fungsional pot digunakan sebagai cover, atau untuk menyimpan tanaman. Untuk tanaman tertentu pot haruslah punya lubang yang cukup di bawahnya, tidak berkarat, dan tentu saja tidak pecah. Ada, kan, pot yang baru beberapa kali disiram sudah mengalami keretakan," tutur Heri Syaefudin, ahli lansekap dari Gonku.

Di pasaran bertebaran aneka pot dengan bahan-bahan dasar yang amat beragam. Mulai gerabah, keramik, porselen, plastik, besi, semen, atau kayu. Khusus untuk pot kayu, kebanyakan hanya dipakai untuk cover pot saja.

LUAR Vs DALAM
Secara umum, jenis pot dibedakan dari pot yang berlubang dan tidak berlubang. "Pot yang berlubang untuk tanaman yang memerlukan pourositas seperti keladi atau aglonema. Sedangkan pot yang tidak berlubang untuk tanaman air, misalnya lotus, teratai, papirus," jelas Heri.

Agar ideal, Heri menyarankan, perhatikan komposisi serta ukuran ruangan saat meletakkan pot di dalam ruang. "Jenis dan ukuran pot akan sangat berpengaruh pada ruangan. Misalnya, ruangan besar jangan diisi pot kecil. Pasti akan terlihat tak seimbang."

Untuk pot yang diletakkan di luar ruangan, pilih pot yang tahan terhadap perubahan cuaca. "Pilih pot yang tahan di tempat panas atau teduh. Pot dari keramik biasanya tahan lama dan pas disimpan di dalam atau luar ruangan."

Selain itu, perhatikan juga perawatan sebelum atau setelah dipakai. "Pot dari gerabah sebelum dipakai harus di-coating (dilapisi) dengan water proofing (lapisan tahan air) atau semen biar lebih kuat. Sementara keramik jika ada kotoran yang menempel tinggal dilap dengan kain lembap."

BUTUH KOSENTRASI
Di Jakarta, salah satu tempat yang banyak menjajakan pot adalah daerah Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta. Di sana banyak sekali dijual pot-pot dari berbagai bahan, motif, dan bentuk yang menarik. Pot semen, misalnya, tersedia dalam beragam warna, mulai putih, abu-abu, sampai hitam. Bentuknya pun aneka jenis: bulat, persegi panjang, atau persegi empat.

Beni, salah seorang pembuat pot di sana, menawarkan aneka pot cantik dari bahan batu kupang, andesit, dan mozaik. "Potnya sendiri, sih, dari bahan semen. Hanya saja dinding pot ditempelkan batu dalam posisi tegak. Hingga telihat alur batu yang bagus dan rata," tutur Beni.

Pekerjaan menempel batu ini memerlukan konsentrasi tinggi. "Batu-batu harus disortir dulu yaitu dipilih yang pipih. Maksudnya tak lain agar terlihat indah dan bagus. Saat menempel batu tidak semua dinding pot dikasih semen dulu. Harus sedikit-sedikit agar hasilnya maksimal."

Pot jenis lain masih berbahan semen, namun diwarnai hitam atau putih. Tak hanya bagus untuk tanaman dengan media tanam tanah atau cocopeat, juga bagus untuk tanaman air. Bahkan ada juga yang memanfaatkan sebagai tempat air mancur sebagai pemanis sebuah taman. Jadi, tinggal disesuaikan dengan keinginan kita.

BERI TATAKAN
1. Jika memakai pot plastik jangan memilih bahan daur ulang karena lebih mudah pecah.
2. Sesuaikan pot dengan jenis tanaman. Tanaman untuk daerah panas gunakan pot yang tahan panas.
3. Memakai pot keramik di dalam ruangan jangan lupa beri tatakan di bawahnya. Kalau tidak bisa menimbulkan noda atau kotoran pada lantai.
4. Tak susah membersihkan pot, dari keramik tinggal dilap dengan kain lembap. Pot dari semen atau abut bersihkan dengan sikat halus. Jangan terlalu kuat menggosok.

Pot dari semen biasanya untuk membersihkan disikat dengan sikat plastik. "Memang lama-lama warnanya akan berubah. Amannya pakai pot yang bahannya dari semen yang berwarna atau memakai semen putih."

Bisnis Sewa Boks Bayi

Bisnis Sewa Boks Bayi
BROSUR KUNING PEMBUKA PINTU SUKSES

Ide unik bisa menjadi lahan usaha yang menguntungkan. Inilah yang dilakukan pria asal Pekalongan. Dengan memasang biaya sewa murah, ia tak pernah kehabisan pelanggan.

Boks bayi memang dibutuhkan ibu yang baru saja melahirkan. Memang, sih, banyak yang berpikir, buat apa beli boks mahal-mahal, toh, cuma sebentar dipakai. Nah, peluang inilah yang ditangkap Imron (33). Dengan cerdik, ia membuka usaha penyewaan boks bayi. Sebuah usaha yang tampaknya seple tetapi mendatangkan hasil yang lumayan.

Ide berbisnis penyewaan boks bayi didapat Imron ketika istrinya, Mutmainah (30), mengandung anak kedua, Early Helga Artanti, September tahun lalu. Waktu itu, Mutmainah tengah hamil delapan bulan. Pasangan yang tinggal di Pekalongan (Jateng) ini sibuk memikirkan boks bayi yang akan digunakan bayinya. Sebetulnya, saat melahirkan anak pertama, Salma Nailatu Syifa (3), mereka sudah punya boks bayi. "Cuma setelah dipinjam kerabat dan tetangga mereka, enggak pernah balik lagi," kisah Imron.

Dari situlah Imron berpikir, "Sebetulnya ibu yang akan melahirkan pasti membutuhkan boks bayi. Kebanyakan orang sekarang juga sudah biasa menggunakannya. Sebab, boks bayi memang praktis, bisa diletakkan di ruang tamu. Para tamu yang ingin menjenguk bayi, tak perlu lagi masuk ke kamar pemilik rumah," katanya.

Imron mulai berpikir untuk bisnis boks bayi. Sempat ia punya ide berjualan boks bayi. "Setelah saya pikir, menjual boks bayi kurang menguntungkan. Sebab setelah anak beranjak besar, boks jadi kurang berguna. Sebagai jalan tengah, saya memutuskan untuk membuka usaha penyewaan boks bayi."

Setelah menghitung untung-ruginya, Imron yakin, usaha ini bisa dijalankan. Ia pun mulai membuat boks bayi. Lempengan kayu yang jadi bahan baku dicarinya di daerah Subah, Kabupaten Batang, beberapa puluh kilometer dari rumahnya. Kurang dari dua hari, ia bisa membuat satu boks bayi yang gampang dibongkar-pasang. Boks itu itu ia sewakan dengan harga Rp 1.000 per hari dengan syarat peminjaman minimal dua bulan. Harga sewa yang menurutnya murah itu, dianggapnya cukup masuk akal.

KLIK - Detail Imron memang berpikir panjang, Jauh-jauh hari pula ia sudah memperhitungkan pesaing yang sangat mungkin muncul. "Nah, bila kelak muncul pesaing, saya yakin mereka akan berpikir dua kali untuk memberikan harga lebih murah dari harga yang saya tawarkan. Ini memang jenis usaha yang mudah ditiru, terutama bila pemasarannya mudah," ujar Imron sambil tersenyum.

BROSUR KUNING
Sebagai langkah awal, Imron membuat lima boks bayi. Untuk memperkenalkan bisnisnya, ia menawarkan di sebuah bazar Ramadan yang diadakan di Pekalongan. Tiga boks dipajang di stan yang ia sewa. Tak ketinggalan, ia juga membagikan satu rim kertas selebaran yang sengaja ia buat berwarna kuning dan membagikannya pada pengunjung. Selebaran itu berisi "iklan" produk jasanya. Kenapa mesti kertas kuning? "Biar orang langsung tertarik dan mudah dikenali," katanya.

Begitulah, setiap malam setelah pameran tutup, Imron sengaja "merazia" lokasi pameran. Ia mencari kalau-kalau brosurnya ditinggal atau dibuang pemegangnya. Setiap brosur berwarna kuning ia ambil. Setelah diteliti, dari sekian selebaran yang terserak, tak ada satu pun brosur boks bayi. "Dari situ saya optimis, brosur saya dibawa pulang. Berarti, bila suatu saat dibutuhkan, pasti akan dicari," ujar pria bertubuh kecil ini.

Hasil pameran tampaknya kurang berhasil. Hanya tiga ibu hamil yang memesan boksnya. Imron ingat betul hari bersejarah dalam bisnisnya, yaitu 15 Oktober 2006. Itulah hari di mana konsumen pertamanya datang. "Ia mengaku tahu usaha ini dari brosur yang saya bagi," kenangnya.

Bermodal Kursi Sofa

Bermodal Kursi Sofa
Herrin Setiawati Kini Jadi Pengusaha Kosmetik Sukses

SURABAYA. Dengan modal kursi sofa dan 7 jenis kosmetik tradisional ciptaannya yang dikemas dalam botol bekas obat dari apotik, dan memanfaatkan ruang tamu rumahnya sebagai tempat usaha, merupakan awal sukses dari Herrin Setiawati Rizal.

Berbagai keterbatasan itu justru membuatnya terpacu untuk berkarya, dan akhirnya kini ia mampu mendirikan UKM yang sukses dengan produk kosmetik tradisional yang diberi merek Mekarsari. “Saya mulai membuka salon pada tahun 1985, tepatnya setelah menikah,” kata Herrin mengawali pembicaraan, di ruang kerjanya di wilayah Sekardangan, Sidoarjo.

Alumnus Akademi Pariwisata Bandung ini sebelumnya tidak pernah berpikir usahanya dapat semaju ini. Setelah berhasil melewati berbagai kendala melalui perjuangan keras, 3 tahun kemudian (1988) usahanya bisa eksis, bahkan berkembang sampai akhirnya pindah ke sebelah rumahnya dengan memanfaatkan garasi yang berukuran 3 X 3 meter untuk membuka sebuah salon kecil, sekaligus untuk perawatan tubuh dengan menggunakan bahan tradisional. “Awalnya dari salon kecil-kecilan inilah kami berjalan,” tuturnya.
Dari sini usahanya terus berkembang, dan ruang garasi itu menjadi tak cukup lagi sebagai tempatnya berkarya.

“Saya lantas meminta pada suami perluasan tempat untuk salon. Dan dia setuju, sehingga seluruh ruangan di rumah kami untuk salon. Sedangkan untuk tempat tinggal, kami membeli rumah yang berada di sebelahnya,” tambahnya.

Karena melihat perkembangan salonnya yang cukup pesat, Herrin dengan bantuan suami akhirnya memberanikan diri untuk membuka cabang-cabang baru salon Mekarsari di berbagai tempat. “Kita langsung membuka 4 cabang waktu itu. Tetapi semuanya masih dalam lingkup Sidoarjo,” tandasnya.

Dari perjalanan proses ini sang suami akhirnya melihat bahwa usaha salon dan produk kosmetiknya ini memiliki potensi untuk lebih berkembang bila ditangani secara lebih serius.

Akhirnya di tahun 1994, sang suami pun memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai staf di Departemen Kehakiman dan membantunya secara penuh dalam mengelola salon dan usaha kosmetik. Dengan berbagai pertimbangan, Herrin akhirnya memutuskan agar semua cabang itu ditutup saja dan kembali ke posisi semula membuka usaha di rumah sebagai core (inti) bisnis.

“Kemudian suami saya mengusulkan untuk tetap mengembangkan usaha ini dengan menggunakan sistem waralaba. Dan ini ternyata membuat kita lebih ringan dalam bergerak,” katanya.

Strategi ini terbukti cukup jitu dalam membesarkan Mekarsari. Sebagai bukti kini Mekarsari memiliki beberapa cabang di wilayah Jawa Timur, seperti di Lamongan, Gresik, Probolinggo, Malang, Bangkalan, Sidoarjo dan kota-kota lain. “Produk kosmetik yang sebelumnya hanya 7 jenis, kini telah berkembang menjadi 60 jenis,” katanya dengan mimik serius.

Kosmetik yang dihasilkan mulai dari pembersih wajah, spray rambut, bedak, lipstik, jamu-jamuan dan sebagainya. Semuanya terbuat dari bahan-bahan tradisional dengan mengembangkan resep secara turun-temurun.

Sukses usaha ini membuat Mekarsari mulai mendapat perhatian khusus dari kalangan akademisi Universitas Airlangga. Setiap tahun kampus ini mengirimkan mahasiswanya untuk melakukan studi banding di tempatnya tersebut. “Para mahasiswa ini berusaha menggali kemampuan wirausaha yang kami jalani,” paparnya.

Sebab bila studi banding di perusahaan besar yang sudah mapan, lanjut ibu dari empat orang anak ini, pemikiran para mahasiswa itu terbentur masalah modal awal usaha. Sementara di Mekarsari mereka bisa mendapatkan motivasi berusaha dari nol seperti dirinya. “Saat ini kita memiliki 20 orang anak buah, yang kami sebar di berbagai cabang,” imbuhnya.

Sedangkan cara pemasarannya menggunakan dengan sistim getok tular, dan kini pemasaran itu hingga ke negeri jiran, Malaysia. “Saya memang belum pernah mengekspose secara besar-besaran melalui media massa. Tetapi ke depan sepertinya hal itu perlu dilakukan. Selama ini kita hanya mengandalkan mutu yang sudah terbukti di masyarakat,” akunya.

Lantas bagaimana cara menerapkan sistem waralaba dalam usaha Herrin? “Caranya saya meminjami tenaga ahli kita untuk setiap cabang baru. Mereka kita support sampai bisa mapan untuk jangka waktu 1 tahun. Selanjutnya akan kita monitor secara berkala, dan bila ada penurunan kita membantu memecahkan masalahnya,” jelasnya panjang lebar.
Herrin lantas mengungkapkan kunci suksesnya dalam mengembangkan produk kosmetik tradisionalnya itu. “Yang membuat kita bertahan adalah metode tradisional yang sulit didapat di tempat lain. Sekarang ini justru banyak yang berlomba-lomba dengan peralatan modern, memakai sinar laser dan sebagainya, tetapi kita tetap bertahan dengan metode tradisional. Dan buktinya pelanggan puas serta tetap setia pada kita,” katanya.

Kamis, 21 Juni 2007

Bisnis Obat Kuat

Bisnis Obat Kuat
Menawarkan ’Keperkasaan’ Secara Instan

Heboh atas obat sejenis viagra, sekali lagi membuktikan bahwa bisnis obat kuat merupakan bisnis yang sangat menggiurkan. Persaingan pun berlangsung ketat.
Berbagai merek, baik lokal maupun asing, meramaikan pasaran obat di dalam negeri.

Lihat saja, begitu banyak iklan, baik cetak maupun elektronik yang menyajikan “keperkasaan” bagi pria. Seakan jor-joran promosi, baik produk tradisional maupun yang modern, semuanya menawarkan satu hal yakni keperkasaan pria. Di berbagai kemasan produk, petunjuknya pun sangat jelas.

Bisik-bisik dari mulut ke mulut juga menunjukkan hal yang sama. Pembicaraan atau ucapan acapkali terlontar dalam pembicaraan sehari-hari di antara pria. Dan itu justru semakin mempromosikan produk obat kuat yang beredar.

Pasar Indonesia dengan penduduknya yang lebih dari 220 juta jiwa merupakan pasar yang luar biasa besar. Dengan komposisi pria dewasa, diasumsikan seperempat dari total populasi, maka ada volume pasar sebanyak paling sedikit 50 juta jiwa. Ini tentulah pasar yang sangat potensial.

Kebutuhan akan obat kuat bagi pria di Indonesia, tergolong tinggi. Kenyataan ini agaknya berkaitan dengan fakta tingginya angka impotensi pria Indonesia dibanding pria lain di Asia.

Survey yang pernah dilakukan atas pria Asia yang berusia di atas 18 tahun dan tengah melakukan rawat jalan, ditemukan bahwa 14 persen mengalami impotensi. Dan dari jumlah tersebut, 21 persennya adalah pria Indonesia, kedua terbanyak setelah pria Cina di perkotaan (25 persen). Ditemukan pula bahwa hampir setengah dari pria Indonesia yang mengalami gangguan ketidakmampuan seksual, ternyata telah mencoba mengobati diri dengan aneka obat, baik tradisional maupun modern. Mulai dari jamu tradisional Jawa, Madura, hingga obat Cina, Korea, dan sebagainya, semua dijajal demi meraih keperkasaan.

DISTRIBUSI OBAT
Pasar obat kuat secara nasional diperkirakan nilainya mencapai ratusan miliar rupiah, belum lagi ditambah dengan obat-obatan impor dan selundupan. Dari jumlah tersebut sebagian besar diraup oleh Grup Bintang Toedjoe dengan produk merek Irex. Selain itu ada juga merek yang cukup laris yakni Pil Kita. Kedua merek di atas adalah produk obat modern. Sementara untuk produk tradisional, jamu dengan merek Kuku Bima keluaran PT SidoMuncul, merupakan merek yang cukup dikenal. Tiga merek inilah yang paling akrab di telinga kita dengan iklan-iklannya yang menggoda.

Pasaran obat di Indonesia akhir-akhir ini diramaikan oleh obat Viagra, obat impotensi yang telah disetujui peredarannya di AS, Eropa, Australia, hingga Thailand, namun belum mendapat izin resmi dari Depkes RI. Namun yang jelas, pil ini telah diiklankan secara terbuka di media massa, bahkan tercantum pula nomer telepon seluler yang mudah dikontak untuk mendapatkan obat itu.

Di berbagai pub, kafe dan diskotik di Jakarta, Viagra juga bebas diperdagangkan. Di negeri asalnya, Amerika Serikat, obat produksi perusahaan farmasi Pfizer Inc. itu langsung laris manis. Apalagi, sejak diujicoba FDA (Food & Drug Association, semacam POM di Indonesia), permintaan Viagra kabarnya terus meningkat. Setiap bulan diresepkan kepada sekitar 1,5 juta pria yang mengalami gangguan seks.

Persaingan yang ketat antar merek obat atau jamu kuat, sangat terlihat pada distribusi. Hampir semua merek terkenal menjual produk pada semua jalur distribusi. Irex misalnya, bisa didapatkan dengan gampang di toko obat, supermarket, hingga warung-warung di berbagai kota di Indonesia.

Sadar dengan faktor penting dari distribusi, produsen jamu PT Sido Muncul yang mengeluarkan KukuBima, tidak mau kalah. Jika tadinya distribusi Kuku Bima banyak di tradisional outlet seperti warung, maka kini Kuku Bima tersedia di modern outlet. Menurut Linawati Suteja, Product Manager Kuku Bima PT SidoMuncul, produk mereka kini dapat dijumpai di berbagai chain store, Century21, apotek, di samping dipasarkan sendiri oleh distributor SidoMuncul di berbagai kota di Tanah Air.

Pedagang bakul jamu yang jumlahnya ribuan orang di Jawa, Sumatra,sekaligus menjadi tenaga penjual (sales force) yang efektif bagi KukuBima.

“Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan traditional outlet. Produk-produk pesaing cukup kuat berada di modern outlet. Kita melihat modern outlet juga sangat membantu penjualan, maka dari itu kita coba masuk ke sana agar KukuBima bisa didapatkan secara lebih mudah lagi,” katanya kepada SH di Jakarta, Selasa (5/8) pagi.

UJI KLINIS
Strategi yang dikembangkan oleh PT SidoMuncul untuk mendongkrak omset, selain dengan memperbesar jalur distribusi, juga dengan edukasi kepada publik. Faktor keamanan produk, bahwa mengkonsumsi KukuBima dijamin tidak bermasalah, itulah pesan utama yang disampaikan dalam berbagai iklan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Karena ia menyadari, dibandingkan obat modern, KukuBima sebagai jamu sulit menyaingi. Tidak seperti obat kuat modern yang bisa langsung memberikan khasiat begitu selesai diminum, KukuBima tidak bisa secepat itu.

“Kita mau sampaikan bahwa KukuBima adalah jamu yang aman untuk dikonsumsi. Karena jamu tradisional, tidak ada efek samping yang terjadi seperti yang dirasakan setelah mengkonsumsi obat kuat lain, misalnya jantung berdebar, tidak enak badan. Dan KukuBima harus dikonsumsi secara teratur, tidak bisa sekali dua kali lantas selesai,” ujar Linawati menjelaskan.

Untuk menambah faktor amannya itu, katanya, uji klinis dilakukan secara intensif. Uji toksisitas dan uji manfaat dilaksanakan melalui institusi akademisi antara lain Institut Teknologi Bandung dan Universitas Diponegoro.

Untuk uji toksisitas, KukuBima TL plus Tribulus menjalani pengujian di jurusan farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB). Sedangkan untuk uji manfaat oleh Laboratorium Bioteknologi Undip. Hasil berbagai uji menunjukkan hal positif seperti KukuBima dapat meningkatkan kadar hormon dan derajat ereksi hingga 80 persen, di samping bahan baku lokal yang ada dalam jamu ini, lebih berkhasiat dibandingkan bahan baku pada produk impor.

Sementara itu produk Irex yang diproduksi dan diedarkan oleh PT Bintang Toedjoe, berani menawarkan “keperkasaan” bagi yang meminumnya. Kandungan arginin (sejenis asam amino), ginseng, madu dan ekstrak akar Yohimbe, gencar digembar-gemborkan dapat meningkatkan nafsu seks, membantu mengatasi disfungsi ereksi dan ejakulasi dini. Ujung-ujungnya keharmonisan keluarga yang ditawarkan kepada konsumen pria dewasa.

Untuk memberi pelayanan kepada konsumen, pihak Bintang Toedjoe menyediakan fasilitas bebas hotline untuk melayani pembelian dan pertanyaan khusus seputar produk ini. Untuk produk obat kuat, strategi ini dipandang cukup berani dan inovatif. Hanya dalam kurun waktu singkat sejak diluncurkan 2-3 tahun lalu, Irex langsung melejit sukses. Sebagai obat, PT Bintang Toedjoe berani mengklaim bahwa Irex relatif aman diminum. Efek samping pun tidak terlalu berbahaya, aman bagi penderita penyakit jantung, kencing manis, darah tinggi.

“Irex tidak berbahaya, tidak menimbulkan kecanduan dan aman untuk dikonsumsi terus-menerus untuk jangka waktu yang lama,” demikian bunyi promosi yang ditawarkan.

KONTROVERSI
Jor-joran promosi di media massa oleh berbagai produsen obat kuat, menurut pandangan pakar seksologi, Wimpie Pangkahila, tidak semuanya benar. Beberapa hanya mengandung sejumlah vitamin dengan tambahan zat tertentu seperti seng (Zn). Baik untuk obat moden atau jamu, menurutnya sama saja yakni tidak jelas khasiatnya.

“Sekali lagi saya tegaskan, bahwa obat-obat yang diiklankan secara mencolok dan dinyatakan dapat meningkatkan gairah seksual, sebenarnya bukan obat khusus meningkatkan gairah seksual. Mengapa? Karena isinya hanya vitamin biasa, dengan tambahan zat lain misalnya Zn dan ginseng,” tegasnya.

Maka, dengan kandungan semacam itu, ia pun membantah adanya anggapan bahwa obat-obatan itu bisa menimbulkan kecanduan, bahwa, jika tidak mengkonsumsinya tidak bisa berhubungan seksual. Ia malah menunjuk alkohol, yang disebutnya sebagai satu contoh bahan yang dapat meningkatkan gairah seksual bila dikonsumsi dalam jumlah cukup. Tapi, bila terus menerus dapat menimbulkan ketergantungan, dan akhirnya justru mengganggu fungsi seksual, yakni menimbulkan disfungsi ereksi.

Terlepas dari masalah kontroversi tentang keajaiban khasiatnya, yang jelas obat-obatan yang banyak beredar di pasaran itu selalu punya konsumen. Beragam keluhan yang timbul seperti kurang gairah terhadap pasangan, frekuensi hubungan seks menurun, kurang tahan lama berhubungan seks, sperma kurang kental, ereksi kurang kuat, sampai tidak mampu ereksi sama sekali, semua itu mendorong industri ini melaju kencang. Agar tidak merugikan konsumen, diperlukan pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah khususnya Badan POM.

Entrepreneur Daily

Franchises

E-Business

Sales and Marketing

Starting a Business