Pekerjaan oleh Careerjet

Peluang Usaha dan Bisnis 2008

Wirausaha.com

Tempointeraktif.com - Ekonomi

Dinas Peternakan Jabar

Rabu, 25 Juli 2007

Bisnis Game Center Berprospek Moncer

Seturut kemajuan teknologi, game pun mengalami perkembangan pesat. Dalam tahun-tahun mendatang bisnis ini masih akan terus melejit.


Anggapan bahwa industri game adalah sekadar bisnis anak-anak agaknya sedikit demi sedikit harus dikikis. Angka pasti sebagai sebagai data pendukung faktual memang belum didapatkan, tetapi fenomena perkembangan dalam bisnis ini mudah diraba. Merebaknya penyedia fasilitas permainan elektronik digital ini mulai dari kawasan belanja elit hingga jauh ke pelosok daerah membuktikan pasar yang makin bergairah. Konsumen sebagian besar masih terdiri dari anak-anak dan remaja, namun rentang grafik umur semakin lama semakin lebar saja. Di sisi lain jumlah pengembang dan distributor game software lokal pun mulai bermunculan.


Untuk yang disebut terakhir diakui terdapat kendala yang masih cukup mengganjal yakni masalah pelanggaran hak cipta. Sebagaimana diketahui negara kita masih nangkring di urutan atas sebagai lahan subur pembajakan setelah Cina. Namun, kembali ke atas, setidak-tidaknya warnet/
game center sebagai jalur retailer yang telah lebih dulu eksis makin mendapatkan tempatnya.

Tengok saja perjalanan Kubus (CV. Agni Biru) yang pernah kita ulas pada beberapa edisi yang lalu. Penyelenggara jaringan internet dan
game online yang bermarkas di Kota Kembang itu semula hanya menyediakan jasa rental komputer dengan modal awal sekitar Rp 6 juta. Tiga tahun kemudian layanan mulai ditambah sebagai warnet dan penyedia game online, dan memasuki tahun ke tujuh sudah memiliki lima cabang dengan rata-rata omset hampir Rp 3 milyar setahun.


“Keistimewaan
game online yaitu pemain game dapat bertanding/ berinteraksi dengan pemain yang terjangkau internet,” ujar Dadi Sugiana, Managing Director CV. Agni Biru waktu itu. Permainan melalui kompetisi secara riil secara psikologis memberikan tingkat kepuasan lebih. Lebih-lebih apabila kemudian tersedia sarana yang memiliki kelebihan akses cepat, ditambah tempat yang lapang dan nyaman dengan jumlah komputer cukup banyak. Makin ramai tentu akan bertambah asyik.


Sungguh pun begitu untuk bisa sukses di bisnis ini tentu saja tidak semudah membalik telapak tangan. Kendala umum yang biasa dialami pengusaha-pengusaha serupa, menurut Dadi antara lain adalah masalah permodalan. Cara mengatasinya dapat ditempuh melalui pendanaan
joint partner. Dalam hal ini Kubus bahkan berencana menawarkan kerja sama dengan sistem waralaba. “Prospeknya bagus sekali, karena itu saya mencobanya,” ungkapnya. “Diharapakan ada dua keuntungan dengan memilih system franchise. Pertama pengembangan usaha akan semakin cepat dan menyebar. Kedua akan semakin meningkatkan branding Kubus yang tidak ternilai,” imbuhnya.

Masalah selanjutnya yang perlu dipersiapkan, menurut pria kelahiran Ciamis tahun 1974 adalah SDM dan penentuan lokasi. Perekrutan karyawan dipilih orang yang mampu dipercaya dan melalui seleksi serta pelatihan memadai. Sedangkan pemilihan tempat setelah sebelumnya dilakukan survei dengan teliti. Cara gampang, sesuai bidikan pasarnya, paling ideal pilihlah tempat di sekitar lingkungan kampus atau sekolahan. Akan lebih baik bila terletak di jalur utama dan dilengkapi sarana parkir. Selamat mencoba! [
wiyono/pengusaha]

Tidak ada komentar:

Entrepreneur Daily

Franchises

E-Business

Sales and Marketing

Starting a Business