Pekerjaan oleh Careerjet

Peluang Usaha dan Bisnis 2008

Wirausaha.com

Tempointeraktif.com - Ekonomi

Dinas Peternakan Jabar

Rabu, 25 Juli 2007

Bila Menari Bukan Sekadar Hobi

Belia, pandai menari dan pandai berbisnis, itulah Stefie Siera Ngangi. Sanggar tarinya kini telah dikembangluaskan dengan sistem kerja sama.


Salah satu keuntungan apabila suatu aktifitas, termasuk dalam kegiatan ekonomi, sudah didasari rasa suka maka segalanya terasa enteng dan mengalir tanpa beban. Seperti halnya Stefie Siera Ngangi di dalam mengelola bisnis sanggar tari. Pemilik Stefie’s Hoese of Creativity (SOHC) tersebut bahkan mengakui membuka usaha itu dengan tanpa pertimbangan macam-macam soal berapa jumlah investasi hingga penghasilan.
“Awalnya itu tanpa pikiran macam-macam, langsung buka aja. Manajemen juga dibantu orang tua. Terus modal berapa, pemasukan berapa pokoknya saya jalani saja,” ungkap gadis 19 tahun yang sedang belajar
public relation di London School semester kedua ini.
Siera belajar menari sejak umur tujuh tahun, dari tari-tarian daerah hingga tari balet. Ternyata ia merasa lebih cocok dengan tari yang terakhir. Masa SMP dihabiskan selama 1,5 tahun di Singapura dan 1,5 tahun di New Zealand, dan ditambah SMA 2 tahun di Kanada. Ia sengaja dikirim belajar oleh kedua orang tuanya ke luar negeri dengan maksud agar memperoleh pengalaman serta lancar berbahasa Inggris.

Di sanalah hobi menari itu mendapatkan penyaluran unik. Justru dengan ketrampilan itu ia banyak diminta mengajarkan tari, baik tari-tari kontemporer Indonesia maupun jenis tari lain kepada anak-anak setempat juga teman-taman sekolah selama mengikuti pertukaran pelajar. Dolar demi dolar yang ia kumpulkan itulah yang dijadikannya modal untuk membuka sanggar tari.
Sanggar pertama resmi dibuka Maret 2006 berlokasi di kawasan Cibubur dengan menawarkan bermacam-macam jenis kursus, di antaranya balet,
jazz ballet, tari daerah, seni peran, modeling, olah vokal, tari moderen, serta koreografi, baik untuk kelas anak-anak atau pun dewasa. Biaya pendidikan tidak begitu mahal, misalnya balet dengan uang pendaftaran Rp 150 ribu serta ‘SPP’ bulanan hanya Rp 175 ribu. Kurikulumnya dibuat seperti model sekolah, setiap setahun dengan ujian kenaikan tahunan sampai tamat 8 tingkat, masuk belajar 1 atau 2 kali dalam seminggu. “Kelas pasang-surut karena banyak pengaruh, antara lain anak sakit, keluar karena orang tuanya pindah, dan sebagainya serta karena sifatnya non-formal,” ujarnya.

Nyatanya perkembangan yang dicapai lumayan bagus, setelah setahun SHOC kini berkembang menjadi empat buah ditambah di Karawang, Bekasi, dan sebuah di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan.
Menurut mantan finalis Abang & Mpok Bekasi 2006 itu bisnis yang ditekuni sejatinya tidak membidik pasar yang terlalu spesifik. Ia menduga usahanya cepat berkembang karena jenis usaha sejenis masih jarang. Sedangkan balet sendiri unik, gerakannya yang lentur sangat bagus untuk pembentukan tulang bagi anak-anak sehingga banyak yang tertarik. “Maka yang paling diminati adalah balet dan juga modeling,” akunya.
Untuk menarik minat masyarakat Siera pun kerap ikut serta di berbagai pameran, khususnya mengisi acara-acara pameran anak-anak, bazaar, dan sejenisnya. Sedangkan pada pameran berskala besar biasanya untuk mencari mitra usaha. “Jadi kita juga membuka peluang usaha berupa kerja sama bagi hasil untuk yang sudah punya tempat dan modal serta kepengin buka usaha,” ujarnya.

Calon mitra hendaknya memiliki lokasi di kawasan ramai atau banyak perumahan ditambah modal sekitar Rp 20 juta. Perjanjian kerja samanya selama 3 tahun dengan sistem bagi hasil. Sedangkan dukungan yang diberikan kepadanya berupa, guru pengajar, kurikulum, serta fasilitas-fasilitas lain seperti misalnya peserta didik diikutkan di pentas-pentas tertentu, dan juga promosi atau pameran-pameran. Sehingga akhirnya menari bukan lagi sekadar hobi melainkan juga berbisnis. Tertarik? [
wiyono/pengusaha]


Analisa Usaha Sanggar Tari (Balet)

Investasi awal minus tempat usaha : Rp 20.000.000,-

Asumsi pendapatan per bulan
(6 kelas @ 10 siswa, 3 kelas anak dan 3 kelas dewasa) : Rp 9.500.000,-

Biaya operasional per bulan : Rp 5.000.000,-

Laba bersih per bulan : Rp 4.500.000,-

Asumsi laba bersih pada akhir tahun pertama

(12 X 4.500.000) – 20.000.000 : Rp 24.000.000,-

Tidak ada komentar:

Entrepreneur Daily

Franchises

E-Business

Sales and Marketing

Starting a Business