Pekerjaan oleh Careerjet

Peluang Usaha dan Bisnis 2008

Wirausaha.com

Tempointeraktif.com - Ekonomi

Dinas Peternakan Jabar

Sabtu, 23 Juni 2007

INFOUSAHASIANA

Tatapan Mesra Sang Tembok

Kejadian menggelikan ini aku alami sewaktu masih menjadi siswa SMA di Pangkalpinang, beberapa tahun silam. Seperti biasanya, mendekati pelaksanaan Ebtanas (sekarang Ujian Nasional), sekolah kami melaksanakan pelajaran tambahan (les) bagi siswa kelas III yang dilaksanakan sore hari.

Pada waktu les tersebut, tempat duduk siswa boleh berpindah-pindah. Yang datang duluan duduk di barisan depan, sedangkan yang datang terakhir duduk di barisan belakang. Jadi, posisi tempat duduknya berbeda dengan sewaktu belajar di pagi hari. Nah, perubahan posisi tempat duduk inilah yang menjadi salah satu sumber kelucuan ini.

Kelucuan ini juga tidak bisa lepas dari kebiasaan konyol kami, yaitu jika ada siswa yang ditanya guru, maka semua mata siswa yang ada di kelas akan tertuju kepada siswa tersebut. Alhasil, yang dihadapinya bukan hanya tatapan dua pasang mata guru saja, tapi juga harus menghadapi lebih dari empat puluh pasang mata secara serentak.

Bayangkan. Terlebih lagi jika yang bertanya tersebut guru killer. Bisa-bisa pertanyaan yang sangat mudah pun berubah menjadi pertanyaan yang amat sukar.

Saat itu pelajaran yang pertama di les adalah kimia, dan gurunya tergolong killer. Pada hari itu aku dan temanku datang terlambat, sehingga aku duduk di baris kedua dari belakang, sedangkan temanku duduk di baris paling belakang. Padahal pada pagi hari temanku itu selalu duduk di barisan tengah.

Seusai menjelaskan materi les, guru mulai memberikan pertanyaan kepada siswa. "Nah, yang paling belakang, tolong jawab pertanyaan bapak," tanya lantang guru kami sembari mengarahkan telunjuknya ke arah temanku itu.

Dan, tanpa dikomando lagi, secara berbarengan kami pun menolehka kepala ke belakang untuk menatapnya. Tapi, apa yang terjadi? Dengan pelan namun pasti temanku itu juga malah ikut menolehkan kepalanya ke belakang. Alhasil bertatap mesralah ia dengan Sang Tembok nan putih mulus.

Untuk beberapa waktu kami semua terpana. Tetapi, tidak berapa lama meledaklah tawa kami memenuhi ruangan kelas. Bahkan, guru kimia yang dikenal galak itu pun bisa tersenyum geli.

Sedangkan temanku itu wajahnya telah memerah-malu, karena telah kepergok saling bertatap mesra dengan Sang Tembok yang putih tinggi di hadapan puluhan pasang mata.

Drs. Kusni Yulianto
SMA Yadika 10 Cengklong Jl. Salembaran No. 26 RT 04/02, Cengklong Kosambi-Tangerang 15212

Tidak ada komentar:

Entrepreneur Daily

Franchises

E-Business

Sales and Marketing

Starting a Business