Pekerjaan oleh Careerjet

Peluang Usaha dan Bisnis 2008

Wirausaha.com

Tempointeraktif.com - Ekonomi

Dinas Peternakan Jabar

Sabtu, 23 Juni 2007

Bermodal Kursi Sofa

Bermodal Kursi Sofa
Herrin Setiawati Kini Jadi Pengusaha Kosmetik Sukses

SURABAYA. Dengan modal kursi sofa dan 7 jenis kosmetik tradisional ciptaannya yang dikemas dalam botol bekas obat dari apotik, dan memanfaatkan ruang tamu rumahnya sebagai tempat usaha, merupakan awal sukses dari Herrin Setiawati Rizal.

Berbagai keterbatasan itu justru membuatnya terpacu untuk berkarya, dan akhirnya kini ia mampu mendirikan UKM yang sukses dengan produk kosmetik tradisional yang diberi merek Mekarsari. “Saya mulai membuka salon pada tahun 1985, tepatnya setelah menikah,” kata Herrin mengawali pembicaraan, di ruang kerjanya di wilayah Sekardangan, Sidoarjo.

Alumnus Akademi Pariwisata Bandung ini sebelumnya tidak pernah berpikir usahanya dapat semaju ini. Setelah berhasil melewati berbagai kendala melalui perjuangan keras, 3 tahun kemudian (1988) usahanya bisa eksis, bahkan berkembang sampai akhirnya pindah ke sebelah rumahnya dengan memanfaatkan garasi yang berukuran 3 X 3 meter untuk membuka sebuah salon kecil, sekaligus untuk perawatan tubuh dengan menggunakan bahan tradisional. “Awalnya dari salon kecil-kecilan inilah kami berjalan,” tuturnya.
Dari sini usahanya terus berkembang, dan ruang garasi itu menjadi tak cukup lagi sebagai tempatnya berkarya.

“Saya lantas meminta pada suami perluasan tempat untuk salon. Dan dia setuju, sehingga seluruh ruangan di rumah kami untuk salon. Sedangkan untuk tempat tinggal, kami membeli rumah yang berada di sebelahnya,” tambahnya.

Karena melihat perkembangan salonnya yang cukup pesat, Herrin dengan bantuan suami akhirnya memberanikan diri untuk membuka cabang-cabang baru salon Mekarsari di berbagai tempat. “Kita langsung membuka 4 cabang waktu itu. Tetapi semuanya masih dalam lingkup Sidoarjo,” tandasnya.

Dari perjalanan proses ini sang suami akhirnya melihat bahwa usaha salon dan produk kosmetiknya ini memiliki potensi untuk lebih berkembang bila ditangani secara lebih serius.

Akhirnya di tahun 1994, sang suami pun memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai staf di Departemen Kehakiman dan membantunya secara penuh dalam mengelola salon dan usaha kosmetik. Dengan berbagai pertimbangan, Herrin akhirnya memutuskan agar semua cabang itu ditutup saja dan kembali ke posisi semula membuka usaha di rumah sebagai core (inti) bisnis.

“Kemudian suami saya mengusulkan untuk tetap mengembangkan usaha ini dengan menggunakan sistem waralaba. Dan ini ternyata membuat kita lebih ringan dalam bergerak,” katanya.

Strategi ini terbukti cukup jitu dalam membesarkan Mekarsari. Sebagai bukti kini Mekarsari memiliki beberapa cabang di wilayah Jawa Timur, seperti di Lamongan, Gresik, Probolinggo, Malang, Bangkalan, Sidoarjo dan kota-kota lain. “Produk kosmetik yang sebelumnya hanya 7 jenis, kini telah berkembang menjadi 60 jenis,” katanya dengan mimik serius.

Kosmetik yang dihasilkan mulai dari pembersih wajah, spray rambut, bedak, lipstik, jamu-jamuan dan sebagainya. Semuanya terbuat dari bahan-bahan tradisional dengan mengembangkan resep secara turun-temurun.

Sukses usaha ini membuat Mekarsari mulai mendapat perhatian khusus dari kalangan akademisi Universitas Airlangga. Setiap tahun kampus ini mengirimkan mahasiswanya untuk melakukan studi banding di tempatnya tersebut. “Para mahasiswa ini berusaha menggali kemampuan wirausaha yang kami jalani,” paparnya.

Sebab bila studi banding di perusahaan besar yang sudah mapan, lanjut ibu dari empat orang anak ini, pemikiran para mahasiswa itu terbentur masalah modal awal usaha. Sementara di Mekarsari mereka bisa mendapatkan motivasi berusaha dari nol seperti dirinya. “Saat ini kita memiliki 20 orang anak buah, yang kami sebar di berbagai cabang,” imbuhnya.

Sedangkan cara pemasarannya menggunakan dengan sistim getok tular, dan kini pemasaran itu hingga ke negeri jiran, Malaysia. “Saya memang belum pernah mengekspose secara besar-besaran melalui media massa. Tetapi ke depan sepertinya hal itu perlu dilakukan. Selama ini kita hanya mengandalkan mutu yang sudah terbukti di masyarakat,” akunya.

Lantas bagaimana cara menerapkan sistem waralaba dalam usaha Herrin? “Caranya saya meminjami tenaga ahli kita untuk setiap cabang baru. Mereka kita support sampai bisa mapan untuk jangka waktu 1 tahun. Selanjutnya akan kita monitor secara berkala, dan bila ada penurunan kita membantu memecahkan masalahnya,” jelasnya panjang lebar.
Herrin lantas mengungkapkan kunci suksesnya dalam mengembangkan produk kosmetik tradisionalnya itu. “Yang membuat kita bertahan adalah metode tradisional yang sulit didapat di tempat lain. Sekarang ini justru banyak yang berlomba-lomba dengan peralatan modern, memakai sinar laser dan sebagainya, tetapi kita tetap bertahan dengan metode tradisional. Dan buktinya pelanggan puas serta tetap setia pada kita,” katanya.

Tidak ada komentar:

Entrepreneur Daily

Franchises

E-Business

Sales and Marketing

Starting a Business