Pekerjaan oleh Careerjet

Peluang Usaha dan Bisnis 2008

Wirausaha.com

Tempointeraktif.com - Ekonomi

Dinas Peternakan Jabar

Rabu, 19 September 2007

Pepes Nasi, Modal Mini Hasil Maksi

Nasi pepes hasil kreasi Murnis, kelihatan sepele. Tetapi kalau digarap serius cukup mendatangkan fulus. Dengan pesanan 20 bungkus saja, bisa mengantongi laba bersih Rp 118.500,-.


Seorang wanita berusia lebih dari separuh abad sambil tersenyum ramah menyapa kami di lobby salah sebuah hotel di Jakarta. Siang itu kami membuat janji wawancara dengan pengusaha jilbab yang jangkauan pemasarannya sudah merambah hingga ke luar negeri khususnya di negara Singapura itu, tidak lain karena tertarik oleh bisnis sampingan yang dijalankannya kurang lebih setahun belakangan. Hanya dengan sebuah menu berupa pepes nasi, hasil olahan tangan ibu ini setiap hari dinanti-nanti oleh puluhan hingga lebih dari seratus perut pemesan. Mereka itu adalah para pegawai kantor, utamanya di kawasan perkantoran elit di jalan Sudirman maupun Kuningan, Jakarta.


Murnis Mays sebelumnya tidak menyangka bahwa ketika pertama kali membuatkan nasi pepes sebagai menu acara ulang tahun kerabat dekat, seterusnya bakal menjadi kegiatan yang membawa keuntungan. Cerita berawal ketika nasi pepes yang tersisa dibawa puteranya sebagai bekal makan siang di kantor. “Ternyata teman-temannya tertarik dan kemudian memesan minta agar dibuatkan,” tuturnya. Bisnis ini terus berlanjut secara rutin, bahkan berkembang lewat mulut ke mulut.


Nasi pepes Ibu Murnis, demikian orang acap menyebutkan atau sesuai namanya yang tertera dalaam kotak yaitu Pepes Nasi Nikmat pantas disebut unik. Nasi pepes tersebut adalah nasi dengan lauk daging ikan atau ayam yang cara memasaknya dijadikan satu dalam bungkus daun pisang. Jadi nasi setelah dikukus, sebelum matang (karon), lalu diberi santan dan bumbu. Sesudahnya lalu dibungkus dengan daun pisang, sambil ditengahnya diisi daging yang lengkap dengan bumbu pepes, termasuk daun kemangi dan selada. Sebelumnya daging sudah dibuat dalam bentuk fillet, kulit maupun tulangnya sengaja disisihkan.

Setelah dikukus lagi, maka hasilnya adalah berupa nasi gurih yang bersumber dari minyak santan, ditambah bumbu pepes yang sedap dan wangiyang ikut meresap secara merata ke dalam butir-butir nasi. “Ini model saya sendiri, tidak tahu dengan yang lain barangkali berbeda,” ungkap ibu dua putera itu tentang resep kreasinya.


Sebenarnya orang-orang yang minta dibuatkan pepes nasi kepadanya tidak lantas melakukan pesanan setiap hari. Pesanan mereka tidak tentu, kadang-kadang dalam seminggu sebanyak tiga kali, atau hanya pada saat-saat tertentu saja. Namun karena jumlah pelanggan cukup banyak, dalam satu hari dia melayani 100-150 pesanan. Dalam satu kantor biasanya sejumlah pesanan dikumpulkan menjadi satu, atau minimal 15 pesanan baru dilayani. Kadang-kadang juga diperuntukkan pada acara-acara tertentu, seperti buka puasa bersama. Semua dikerjakan dengan tiga orang pembantu termasuk seorang pengantar. “Tapi kalau terlalu banyak tidak kuat, kecapaian,” ujarnya lirih.


Murnis mengaku sejauh ini belum menekuni bisnis barunya dengan serius. Padahal menurutnya walaupun sekadar menyediakan menu pepes, tapi usaha seperti ini sangat mungkin dikembangkan. Di Jakarta banyak kantor dan orang-orang yang membutuhkan sehingga bila dikhususkan dan ditekuni maka kesempatan untuk maju sangat besar. Untuk mengembangkan usahanya tersebut Murnis justru mempunyai gagasan menyerahkan estafet bisnisnya kepada keluarga yang berminat meneruskan. “Hasilnya lumayan juga, kok,” tukasnya.

Modal dan peralatan yang harus disediakan tidak begitu banyak. Alat memasak khusus paling-paling dandang (pengukus nasi). Sedangkan bahan yang agak sulit diperoleh barangkali cuma daun pisang sebagai pembungkus. Selebihnya semua mudah diperoleh dan operasionalnya juga tidak terlalu rumit. Dijelaskan, setiap satu liter beras cukup untuk 5-6 porsi.

Sedangkan seekor ayam ukuran sedang bisa untuk 10-12 porsi. Untuk membuat santan sebutir kelapa cukup untuk 3 liter beras atau 20 porsi. Harga per kotak dipatok Rp 6.500,00 atau Rp 9 ribu untuk paket komplit dengan tambahan sambal, lalapan, tempe dan tahu goreng serta krupuk. Maka seumpama setiap hari dapat rutin 100 pesanan, tinggal hitung paling tidak Rp 650 ribu-Rp 900 ribu di depan mata. “Tambah ongkos kirim 500 perak tiap satu pesanan,” imbuhnya sambil tersenyum.


Bagi yang ingin mengikuti jejaknya, Murnis menyebutkan bahwa tantangan pada permulaan adalah dalam hal pemasaran/ marketing nanmun itu terjadi hampir di setiap usaha. Selain memiliki peluang pasar ke kantor-kantor dan instansi, dapat pula dicoba memasukkan paket tersebut ke swalayan dan mal-mal. “Sebab selama ini saya amati nasi pepes belum ada,” ucapnya optimis. Tertarik, boleh dicoba!

ANALISA BISNIS PEPES NASI

A. BIAYA BAHAN BAKU:
- 2,5 kg beras Rp. 17.500,-
- 2 ekor ayam ukuran sedang Rp. 34.000,-
- Bahan sayuran dan lalapan, bumbu, daun pisang Rp. 20.000,- + Total Rp. 61.500,-
B. PENDAPATAN PENJUALAN:
20 X 9.000 = Rp 180.000,-

C. KEUNTUNGAN KOTOR (B - A) :
Rp 180.000,- – Rp. 61.500,- = Rp 118.500,-

٭Biaya peralatan tidak dihitung karena jumlahnya tidak signifikan.
٭Asumsi adalah untuk melayani 20 pesanan. [pengusaha/wiyono]

Tidak ada komentar:

Entrepreneur Daily

Franchises

E-Business

Sales and Marketing

Starting a Business