OLEH: NI WAYAN NITA
Ulat sutra identik dengan benang yang disulam menjadi kain cantik dengan harga mahal. Tapi siapa sangka, rumah ulat sutra atau kepompong juga dapat menghasilkan uang. Di tangan Suandewi, pemilik Suvanahana Cocooncraft, kepompong ulat sutra diubahnya menjadi perhiasan unik nan cantik. Untuk mendapatkan kepompong tidak terlalu sulit karena Suandewi punya tenaga pengepul. Baik ulat sutra murbei yang dibudidayakan maupun yang hidup di alam bebas. Dan kebanyakan kepompong tersebut didapatkannya dari Sulawesi dan Jawa.
Berawal dari kesukaanya membuat barang kerajinan, Suandewi mulai tertarik dengan kepompong. Karena ulat sutra hanya dimanfaatkan benangnya saja, sedangkan kepompongnya dibuang dan menjadi sampah. Jiwa seni dan jiwa dagang yang dimiliki Suandewi sejak kecil, membuat istri dari Budi Darma ini memanfaatkan kepompong yang dibudidayakan di Sulawesi dan Jawa. Waktu luangnya sebagai ibu rumah tangga diisi dengan membuat aneka perhiasan dari kepompong tersebut. Perhiasan pertama yang dihasilkan awalnya hanya digunakannya sendiri tapi lama kelamaan banyak temannya yang memesan.
Kepompong yang diperolehnya dari pengepul diubahnya menjadi aneka macam perhiasan. Seperti, jepit rambut, kalung, cincin, bros, giwang, hiasan sanggul, hiasan sandal hingga kap lampu. Hanya dengan harga Rp 12.000 - Rp 85.000, perhiasan cantik dari kepompong sudah bisa didapat. Tidak hanya perhiasan dengan warna asli kepompong saja (putih dan keemasan), tapi juga beraneka macam warna. Dibantu dua belas tenaga produksi, Suandewi, ibu dua anak ini membuat sendiri perhiasan tersebut dengan cara manual.
Menurut Suandewi, perhiasan yang dihasilkan awalnya dijual satu tempat dengan toko kelontong milik ibunya. Semula tidak ada keinginan untuk membuka galeri, lanjut Suandewi, tapi karena perhiasan yang dibuat semakin banyak dan pengunjungnya juga ramai. Terpaksa akhirnya membuka galeri di depan rumah, di Jl Pulau Misol Gg. VIII/5 Denpasar. Berdasarkan informasi dari mulut ke mulut, kini galeri milik Suandewi ramai dikunjungi tamu. Tak hanya dari dalam negeri, tamu asing pun banyak yang membelinya sebagai cinderamata. )***
Sumber: http://bisnis-koranpakoles.blogspot.com/2008_03_16_archive.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar