Amplop Undangan Buat Penganten Sunat
Kekonyolan ini terjadi pada akhir tahun 1999. Bu Lik (tante dari pihak suami) mengadakan hajatan khitanan cucunya. Sebagai kerabat dekat, aku dan suamiku datang di akhir acara dengan pertimbangan agar kami dapat lebih leluasa untuk kangen-kangenan mengingat kami jarang sekali berkunjung ke rumahnya.
Kami berangkat setelah Ashar, karena hingga siang hari aku ada acara kajian Islam di rumah temanku. Jadi suamiku akan menjemputku dan langsung berangkat ke tempat Bu Lik di kawasan Kiaracondong. Karena tidak sempat pulang dulu, aku mengisi amplop untuk nyecep (memberi uang) anak yang dikhitan di perjalanan, dan tanpa pikir panjang langsung aku selipkan di tasku.
Setelah puas beramah tamah dengan Bu Lik sekeluarga, kami pun pamit. tidak lupa aku masukkan amplop di 'gentong' yang telah disediakan. Sesampai di rumah, sambil melepas lelah, aku buka tasku karena teringat tadi siang ada panitia seminar menyerahkan amplop surat undangan untukku yang memintaku untuk jadi nara sumber acara tersebut.
Dan, betapa kagetnya aku! Ketika kudapati amplop di dalam tasku adalah amplop yang berisi uang untuk cucu Bu Lik yang dikhitan tadi! Berarti amplop yang aku masukkan ke 'gentong' tadi adalah amplop... ya Allah... aku tak berani membayangkan!
Tanpa menunggu waktu berlalu, secepat kilat aku merapikan pakaianku dan meminta suamiku segera mengantarku, tanpa peduli beliau berulang-ulang minta penjelasanku. "Nanti aku jelaskan di jalan, Mas! Pokoknya sekarang kita harus secepatnya balik ke Kiaracondong. Ayo...!"
Di perjalanan napasku masih tersengal-sengal karena gugup dan 'ngeri' membayangkan kalau amplop dariku sudah sempat dibuka oleh yang empunya hajat. "Ya Robbii..., Erlin hanya 'kuat' ngamplopin surat undangan! Subhanallaah...."
Akhirnya tuntas juga kuceritakan pada suamiku apa yang telah terjadi. Perasaan lega perlahan merambati hatiku karena ternyata suamiku bisa bersikap lebih cool dan bahkan akhirnya tertawa-tawa setelah mendengar penuturanku.
Jarak Tamansari, tempat tinggalku, dengan Kiaracondong tak terlalu jauh. Suamiku pun memacu kendaraannya lebih cepat dari biasanya. Dan, dengan menahan malu, ketika sampai di tempat Bu Lik aku jelaskan apa yang terjadi seraya memohon maaf atas keteledoranku serta tidak lupa aku menyerahkan 'amplop sesungguhnya' pada manten sunat yang nampak bingung. Sejak kejadian itu aku benar-benar kapok dan ekstra hati-hati kalau menyerahkan amplop ketika menghadiri undangan resepsi.
Erlin Marlina
LPGTKI Hamka
Jl A Yani 675 Cicadas
Bandung
Pekerjaan oleh Careerjet
Peluang Usaha dan Bisnis 2008
Wirausaha.com
Tempointeraktif.com - Ekonomi
Dinas Peternakan Jabar
Sabtu, 23 Juni 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar