Umat muslim diperintahkan agar selalu membaca Al Qur`an. Ini merupakan amalan bernilai ibadah yang dijanjikan pahala bahkan untuk setiap huruf yang dilafalkan. Setiap tahun jutaan eksemplar mushaf diterbitkan dan disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia. Untuk memudahkan memahami kandungan isinya, maka selain tetap wajib dengan bahasa dan huruf aslinya yakni Arab, sebagian dilengkapi dengan penterjemahan atau bahkan catatan asbabun nuzul (riwayat turunnya ayat) atau sekaligus tafsir. Malah untuk menuntun pengucapannya baru-baru ini dikembangkan sistem pencetakan Al Qur`an dengan kode tajwid (ilmu tentang bacaan) berwarna-warni.
Ketentuan bacaan dipermudah melalui alat peraga kode warna, misalnya saat bacaan mendengung, memantul, suara sengau dari hidung dan lain-lain, masing-masing dibuatkan warna cetakan berbeda-beda. Pada akhirnya blok warna yang dipakai tersebut dimaksudkan menuntun pembaca agar memperhatikan tekanan, fonetik, irama serta cara membaca Al Qur`an.
Ide menampilkan kode-kode warna untuk setiap jenis bacaan sesuai ketentuan tajwid pertama kali dicetuskan oleh tiga orang pengusaha muslim di India, Abdus Sami, Abdul Naeem, dan Abdul Moin pada tahun 2002. Dituturkan oleh direktur sekaligus pemilik usaha Lautan Lestari (Lestari Books) yang juga merupakan pemegang hak cipta untuk penerbitan dan pemasarannya di Indonesia, Dalpat Mirchandani, ketiga orang itu memperoleh inspirasi dari lampu rambu-rambu lalu lintas. “Aturan lampu lalu lintas di mana-mana sama, merah berarti harus berhenti, hijau artinya silahkan jalan, kuning hendaknya berhati-hati,” tukasnya.
Lebih lanjut Dani mengungkapkan meskipun pentashihan dan hak cipta telah diperoleh sejak tahun 2004, namun peluncuran produk secara resmi baru dilakukan pada tanggal 30 Juli 2006 bersamaan dengan MTQ XXI di Kendari, Sulawesi Tenggara. Di Indonesia produk tersebut dipasarkan dengan harga Rp 150 ribu. Target penjualan diharapkan mencapai 100.000 eksemplar per tahun. Dani cukup optimis sebab hanya dalam dua bulan pertama, dikatakan ternyata sudah laku terjual sekitar 10.000 buah. Terlebih lagi selain menggunakan cetakan full color, ia memakai jenis kertas khusus yang memiliki bobot lebih ringan sekitar 30%. “Dengan kertas HVS biasa beratnya kurang lebih 1 kg, sedangkan dengan kertas ini hanya sekitar 7 ons,” jelasnya.
Lautan Lestari pada awalnya bergerak pada pengadaan buku-buku anak, seperti pendidikan moral, cerita, aktifitas dan kegiatan untuk anak pre school. Namun diakui bahwa pemasarannya cukup sulit, diantaranya karena banyaknya persaingan sehingga terpaksa menerapkan system konsinyasi yang kurang menguntungkan perusahaan.
Ada pun menurut mantan bos garmen dengan pengalaman 40 tahun di bidang bisnis itu, Al Qur`an maupun buku agama memiliki pasar yang lebih luas. Maka khusus untuk produk Al Qur`an berwarna itu Dani lebih memilih model direct marketing atau mendekati pasar secara langsung, bahkan ia berani memakai system bayar tunai. Sebagai rencana lanjutan nanti juga akan diikuti pula dengan penerbitan Juz `Amma berwarna. Tengah dipersiapkan pula naskah untuk Al Qur`an berwarna yang dilengkapi terjemahannya, dan seperti dikatakan, ke depan dia akan lebih fokus pada buku-buku Agama Islam.
Direct selling berarti perusahaan melakukan penawaran kepada konsumen langsung, bukan melalui toko-toko buku. Dalam hal ini Agus Saefudin, Marketing Manager, menjelaskan bahwa perusahaan sekaligus juga menawarkan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menjadi penyalur atau agen. Secara rinci keagenan/ mitra bisnis dibagi menjadi beberapa kriteria mulai dari agen premium, emas, perak, perunggu, agen biasa. Agen premium maksudnya ia boleh membentuk agen-agen (distrik) di wilayah kabupaten/ kota tempat dia tinggal. Untuk itu ia berkewajiban mengambil produk di atas 10 karton @ 22 pcs dan akan mendapatkan diskon sebesar 30% dari harga Rp 150 ribu/ eks atau @ Rp 45.000. Fasilitas yang diperoleh yakni nama dan nomor telpon ikut dicantumkan sebagai agen di suatu daerah dalam iklan yang dilakukan oleh Lestari Books serta diikutkan dalam even yang diselenggarakan Lestari Books di kota terdekat. Sedangkan sebagai sarana penunjang akan diberikan 3 buah standing banner serta brosur sebanyak 1 rim dan 2 buah display rak.
Selanjutnya disebut agen emas apabila melakukan pengambilan produk 6-9 karton @22 pcs. Namun diskon yang didapatkan yakni sebesar 25% dari total harga. Demikian pula agen perak harus memenuhi syarat berupa pengambilan barang 5 karton dengan diskon 20%, dan agen perunggu pengambilan produknya antara 2-4 karton dengan diskon 15%. Fasilitas dan sarana penunjang hampir sama, hanya jumlahnya masing-masing disesuaikan. Kecuali agen perunggu, maka masih akan dicantumkan namanya sebagai agen di dalam setiap iklan.
Terakhir kali, disebutkan Agus, adalah agen biasa yang akan memperoleh diskon 10% dari harga. Ia dapat menentukan harga jual dan memperoleh fasilitas sebuah standing banner mini dan brosur ½ rim. Persyaratannya minimal mengambil 1 karton dengan pembayaran tunai ditambah biaya pengiriman. Secara umum, pembayaran dilakukan secara tunai di muka, dan selanjutnya semua agen boleh menentukan harga jual setelah ditambah biaya kirim masing-masing. Kesempatan usaha untuk produk inovatif, ayo siapa ikut? [pengusaha/wiyono]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar