Ketrampilan menulis sudah diajarkan sejak dini. Tetapi tidak ada jaminan mereka akan ‘jago’ menulis kelak di kemudian hari. Peluang inilah yang digarap Jogja Writing School (JWS).
Pada kebanyakan kultur di Indonesia, budaya lesan jauh lebih kental dibandingkan budaya tulis. Itu sebabnya, meski ketrampilan menulis telah diajarkan sejak TK kepiawian tersebut tak terlalu berkembang secara optimal. Kemampuan menulis rata-rata orang Indonesia tidak sebanding dengan kemampuan orasinya. Bahkan untuk profesi-profesi tertentu, seperti wartawan dan penulis, kemampuan yang telah diajarkan sejak dini ini tak banyak membantu. Biasanya, untuk mengasah ketampilan menulis tersebut orang harus mengambil sekolah atau kursus khusus. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya LPK Kepenulisan Jogja Writing School, disingkat JWS.
Adalah Dendi Riswandi yang berinisiatif mendirikan lembaga ini pada 2 Juli 2005. Begitu banyaknya animo anak-anak sekolah lembaga yang awalnya didirikan di Jalan Godean KM 5 Gang Sriti No 4C Demakijo, Yogyakarta ini telah memiliki cabang di Serang dan Wonosobo.
“JWS bukan hanya melaksanakan misi bisnis saja tetapi juga bergerak pada misi sosial seperti melaksanakan kegiatan pelatihan kepenulisan di panti asuhan,” ujar Dendi Riswandi bapak yang sedang menunggu kelahiran anak pertamanya ini seraya menyebutkan pihaknya mengajarkan ketrampilan penulisan untuk fiksi dan non-fiksi.
Menurutnya sudah banyak anak didiknya yang mampu menulis dan menembus media lokal. Bahkan salah satu anak didiknya yang masih kelas 2 SMP sudah mampu menulis sebuah novel dan beberapa cerpen. “Namanya Ratri,” ungkap Dendi tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.
Di JWS, sebut Dendi, ada beberapa program yang ditawarkan di antaranya Program Reguler (23 sesi), Program Smart Writing for Kids (8 sesi) tingkat SD/MI, Program Paket (Jurnalistik, Artikel, Novel Cerpen) (8 sesi), Program Privat (Jurnalistik, Artikel, Novel Cerpen) (4 sesi), Program Penulisan Skenario, Program Penulisan Biografi, Program Penulisan Buletin (Mading), Program Training for Teacher, Program Penulisan Cerita Bergambar, dan beberapa program lainnya yang akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. “Pesertanya para mahasiswa ( pelajar), praktisi/professional, guru, pengusaha, ibu rumah tangga dan masyarakat umum,” terangnya.
Menurut Dendi, sistem pengajarannya diramu dengan metode training dan metode budaya ngobrol santai. Sistem ini diharapkan agar peserta didik senang dan tidak merasa dibebani untuk berkarya. Untuk mendapatkan hasil maksimal Dendi mengambil tentor dari para penulis dan wartawan yang pandai mengajar dan memotivasi serta memiliki komitmen kepedulian terhadap pendidikan. Melihat animo masyarakat Dendi membuka peluang kerjasama dengan pihak-pihak yang memiliki komitmen untuk memajukan dunia pendidikan, khususnya dunia kepenulisan. “Rencananya kami ingin menambah cabang-cabang di daerah dengan menganut pola franchise,” ungkapnya.
“Dengan modal Rp 25 juta sampai Rp 30 juta bisnis ini sudah bisa berjalan,” ujarnya. Pelan tapi pasti, Dendi yakin ke depan lembaganya akan terus berkembang. Namun ia tidak mematok target karena semuanya akan ia jalani secara mengalir. Yang jelas, prospek pendidikan kepenulisan masih cerah. [sukatna/pengusaha]
Asumsi Perhitungan Pendapatan per tahun dengan Target per-angkatan | |
Modal Awal | |
Sewa tempat (2 tahun) | Rp. 15.000.000,- |
Total | Rp. 43.000.000,- |
Biaya Operasional | |
Gaji pegawai 3 orang/bulan | Rp. 1.800.000,- |
Penjualan Besih per tahun | Rp. 73.320.000,- |
Uang pendaftaran : 456 x Rp. 25.000,- | Rp. 11.400.000,- |
Total Pendapatan | Rp. 84.720.000,- |
Laba Bersih (Pendapatan dikurang Biaya) | Rp. 24.720.000,- |
Perkiraan BEP = Rp. 43.000.000,-/Rp. 24.720.000,- = 1,8 artinya 1 tahun 8 bulan | |
| |
Penjelasan Target Perhitungan Pendapatan | |
Program Reguler |
|
Program Smart Writing for Kids |
|
Program Paket Artikel |
|
Program Paket Novel & Cerpen |
|
Program Paket Jurnalistik |
|
Program Penulisan Skenario Film, Drama dan Radio |
|
Program Penulisan Biografi |
|
Program Smart Writing for Public Relations |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar