Dengan kreatifitas dan inovasinya Tjandra berhasil membuat mesin lokal dari A-Z. Kualitasnya tak kalah dengan produk impor.
Firman Tjandra mengaku sudah terlalu tua untuk tetap bergelut di bisnis IT sehingga lulusan Fakultas Teknik Universitas Atmajaya tahun 1975 ini memutuskan beralih ke habitat semula, menjadi pengembang mesin lokal. Kini PT Canadera yang ia rintis sejak sekitar lima tahun silam itu dikenal sebagai manufacturing bermacam-macam mesin peralatan yang diperuntukkan di bidang pertanian, industri pengolah makanan serta beberapa peralatan laboratorium.
Mesin-mesin bidang pertanian dan pengolah makanan hasil kreasinya antara lain berupa pemipil jagung, pengering jagung, pemipih emping jagung, mesin perajang bawang, singkong, pisang atau lainnya, serta perajang tembakau. Ada pula jenis vacuum frying untuk membuat aneka keripik buah, peniris sentrifugal bagi segala macam hasil gorengan, mesin destilator minyak atsiri, bunga atau air suling, liquid smoke atau mesin pembuat asap cair, mesin penghasil tepung jagung, beras, pemipih emping melinjo, pembersih sabut kelapa, pencacah sampah organik, pencacah plastik, screw press atau mesin pemeras dengan sistem ulir, serta puluhan lagi jenis mesin-mesin yang di desain untuk keperluan industri.
Sedangkan contoh alat untuk keperluan laboratorium buatan Tjandra di antaranya membuat lemari asam, lemari steril, maupun shaker incubator. Lemari asam, misalnya, digunakan sebagai tempat saat akan memulai sebuah reaksi kimia yang menimbulkan gas-gas berbahaya. Rahasia alat ini adalah pintu yang dibuat model naik-turun. Secara sederhana di dalamnya disertai bandul pemberat untuk penyeimbang agar pintu terasa ringan ketika hendak dibuka-tutup. Sementara uap atau gas beracun segera dinetralisir dan disedot keluar sehingga aman bagi manusia dan lingkungan.
Tjandra menyebutkan, latar-belakang usahanya itu adalah ingin menyediakan produk lokal di pasaran yang memanfaatkan teknologi tepat guna dengan harga yang pasti jauh lebih murah dari pada produk impor. Chopper atau mixer adonan kue impor memang banyak dijual di toko-toko namun dengan harga lebih mahal. Sementara hasil rakitannya tidak kalah dalam soal kualitas dan konsumen memperoleh barang dengan selisih harga 30%-50% lebih rendah. “Atau kalau terdapat alat yang unik dari luar negeri atau susah diperolehnya maka dapat kami buatkan sesuai contoh,” tambahnya.
Mantan pegawai selama 20 tahun di bidang IT ini memiliki keyakinan semua jenis alat bisa dibuat karena pada prinsipnya tinggal merangkai-rangkai berbagai sistem kerja berdasarkan logika dan ilmu fisika. Sebuah mesin sederhana misalnya mesin pencabut bulu ayam. Prinsip kerjanya, setelah ayam disembelih dan dicelupkan ke dalam air panas 80% C lalu dimasukkan ke dalam mesin pencabut bulu. Bentuknya berupa tabung yang dapat diputar dan di dalamnya terdapat karet-karet. “Sehingga saat dijalankan, karetnya seolah-olah memukul-mukul ayam mengakibatkan bulu-bulunya terlepas,” jelasnya.
Dari peralatan sederhana seperti itu seterusnya dikembangkan hingga yang memiliki konsep lebih rumit, yakni mesin-mesin yang diperuntukkan bagi industri besar. Maka di samping mengerjakan desainnya sendirian ia juga mengandalkan tim untuk saling berkonsultasi terutama pada waktu mengerjakan jenis mesin baru.
Tjandra memiliki dua buah workshop dengan 30 orang teknisi di Bandung dan Jogjakarta. Dikatakan, rata-rata sebuah mesin ukuran sedang dikerjakan oleh 3 orang selama 2 minggu. Sehingga rata-rata dalam sebulan dapat menggarap 10 buah mesin. Omset tidak dapat ditentukan secara pasti karena nilai jual masing-masing sangat bervariasi mulai dari Rp 2 juta, Rp 3 juta hingga ratusan juta.
Meskipun sudah berjalan kurang lebih sejak lima tahun silam, tetapi Tjandra mengaku baru fokus ke pemasaran setahun belakangan. Biasanya konsumen selama ini mengenal jasa ini hanya lewat mulut ke mulut. Walau begitu, dikatakan, selain mencakup daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, permintaan datang dari berbagai daerah yang lain mulai Aceh sampai Papua dan bahkan luar negeri.
Lebih lanjut, bapak satu putra ini mengatakan pasar yang dibidik mencakup semua kalangan karena costumer sangat beragam, petani kecil, industri rumahan, sampai dengan industri besar. Disebutkan, untuk para petani ia telah merancang semacam alat untuk menanam biji kacang. Maka begitu dimasukkan ke dalam tanah sudah bercampur dengan pupuk dan lain-lain. Demikian pula alat pengulit kacang tanah, kacang kedelai dan sebagainya.
Sementara di bidang industri yang saat ini sedang populer seperti misalnya mesin pembuat VCO dengan sistem sentrifugal atau tanpa melalui proses fermentasi, pembuat biodiesel, serta pembuat asap cair untuk mengolah batok kelapa maupun limbah kelapa sawit menjadi produk asap cair menjadi bahan pengawet makanan. “Jadi siapa saja yang memerlukan bisa datang. Kita punya produk-produk untuk membantu para petani dan semua orang dari pada mereka membeli produk impor,” ujarnya.
Tjandra mengaku sengaja tidak melakukan stok alias berproduksi berdasarkan pesanan saja. Setiap pesanan tidak dibatasi oleh minimum order tetapi ia mensyaratkan uang muka paling tidak 50%. Karena bila perlu, untuk jaminan, pesanan yang memiliki resiko batal tinggi maka persekotnya juga harus lebih besar. “Sebab peralatan yang besar-besar dengan harga ratusan juta, misalkan tidak jadi dibeli terus mau dibuang ke mana?” ia berkilah. “Tetapi untungnya itu tidak pernah terjadi,” imbuhnya segera.
Sedangkan mengenai kendala yang dialami, saat ini semakin banyak pemain yang menyediakan jasa serupa sehingga menyebabkan sering terjadi persaingan harga. Tetapi ia menyatakan lebih memilih menjaga kualitas, seperti selalu mengembangkan inovasi yang menyediakan berbagai kemudahan dan tetap memakai bahan logam dari baja. “Biar lebih murah, besi tidak awet, lebih mudah karatan, sehingga perawatannya juga lebih susah,” kilahnya.
Langkah berikutnya, ia berencana mengembangkan produk terutama peralatan yang berukuran lebih besar berupa mesin-mesin industri yang berproduksi secara kontinyu semisal pengolah kopra menjadi CPO, termasuk beberapa mesin peralatan untuk industri kimia. Ia yakin asalkan mampu membuat produk-produk inovatif, berkualitas, dan harga bersaing, mesin lokal buatannya bakal tetap diminati. [wiyono/pengusaha]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar